Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Bunuh Saya Pun, Saya Enggak Bisa Turunkan Harga Daging Jadi Rp 80.000"

Kompas.com - 14/06/2016, 15:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Dwi Ratna mengatakan, permintaan Presiden RI Joko Widodo yang ingin harga daging sapi Rp 80.000 sulit dipenuhi. Marina mengatakan, hal itu juga sudah dia sampaikan secara langsung di depan Jokowi.

"Kepanikan pemerintah pusat berawal ketika kapal ternak datang. Pak Presiden tanya ke saya, bisa enggak Rp 80.000? Saya bilang enggak bisa. Tapi Pak Menteri bilang bisa," ujar Marina dalam rapat Komisi B di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (14/6/2016).

"Bapak bunuh saya pun saya enggak bisa," ucap Marina menambahkan.

Marina mengatakan, harga terbaik yang bisa diberikan PD Dharma Jaya terhadap sapi yang dijualnya berkisar Rp 95.000-Rp 99.000. Itu merupakan daging sekunder sapi yang biasa dijadikan semur dan rendang.

Harga daging yang tidak bisa ditekan sampai Rp 80.000 per kilogram karena harga jual daging dan jeroan yang tidak seimbang. Marina menjelaskan, Rumah Potong Hewan di Jakarta hanya akan mengambil dagingnya saja untuk dijual.

Sementara, oval meat (jeroan) dijual dengan harga sangat murah yaitu Rp 7.000 per kilogram. Padahal, komposisi daging dan oval meat dalam satu ekor sapi 50:50.

Murahnya harga oval meat membuat harga daging sapi menjadi naik untuk menyesuaikan harga satu ekor sapi.

Marina mengatakan, sebenarnya ada daging yang harganya mendekati harga permintaan Jokowi. Daging yang dimaksud adalah jenis Chemical Lean (CL) seharga Rp 85.000 per kilogram.

"Daging itu biasanya bukan buat keperluan Lebaran, Pak. Tapi untuk masak rawon, sop, dan soto," ujar Marina.

Sementara daging tenderloin dan sirloin dijual dengan harga lebih tinggi yaitu Rp 105.000 per kilogram. Daging jenis tersebut dijual dengan pasar khusus yaitu ke restoran-restoran.

Kompas TV Operasi Pasar Murah, Daging Cuma 80 Ribu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com