JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar resmi memberikan dukungannya untuk bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Partai berlambang pohon beringin itu bersedia mengikuti keinginan Basuki alias Ahok yang berniat maju melalui jalur perseorangan.
Dukungan dari Golkar untuk Ahok secara resmi dideklarasikan oleh pelaksana tugas Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai.
"Telah disepakati bahwa Golkar mendukung saudara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk calon gubernur pada 2017 yang akan datang," kata Yorrys di Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2016).
Menurut Yorrys, dukungan tersebut merupakan keputusan DPP Partai Golkar dan akan disosialisasikan kepada seluruh kader pada musyawarah daerah (Musda) DPD Golkar DKI pada 19 Juni 2016 mendatang.
Dukungan untuk Ahok, kata Yorrys, sudah digodok melalui berbagai macam kajian. Partai Golkar juga telah melakukan komunikasi dengan Partai Nasdem dan Hanura yang sudah lebih dahulu mendeklarasikan dukungannya untuk Ahok.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Nasdem dan Hanura, melakukan rapat dan sosialisasi dan sudah ketemu dengan teman dan relawan Ahok," ujarnya.
Yorrys juga mengatakan Golkar tidak mempermasalahkan jalur yang akan ditempuh Ahok pada Pilkada 2017. Golkar mempersilakan jika Ahok memilih jalur independen.
Menurut Yorrys, mendukung Ahok adalah pilihan rasional. Sebab, elektabilitas Ahok terbukti tinggi sehingga memiliki potensi besar untuk menang.
"Buat apa ngusung calon kalau untuk kalah?" ucap Yorrys.
Golkar yang butuh Ahok?
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai logis jika Partai Golkar mendukung Ahok maju dalam Pilgub DKI 2017. Hal itu berangkat dari sikap Golkar yang mendukung Presiden Joko Widodo, baik di pemerintahan maupun Pemilu Presiden 2019.
Qodari menilai, citra Ahok memang lekat dengan citra Jokowi. Bagi Golkar, kata dia, dukungan kepada Jokowi pun harus dilanjutkan dengan mendukung Ahok dalam Pilgub DKI.
Ia menilai, rencana dukungan tersebut bisa jadi merupakan upaya menarik kembali Ahok ke Golkar. Bukan hal yang mustahil jika di antara Ahok dan Golkar membicarakan hal itu.
"Harus diingat, Ahok pernah maju ke DPR lewat Golkar. Jadi sebenarnya Ahok bukan orang baru di Golkar," ujar Qodari.
"Jika nantinya Ahok memang kembali ke Golkar, itu suatu keuntungan yang besar bagi Golkar, khususnya pada Pemilu Legislatif 2019 nanti," tambah Qodari.
Qodari mengatakan, meski nantinya Ahok maju Pilgub DKI melalui jalur perseorangan, bagi Golkar, dukungan mereka kepada Ahok tetap akan meningkatkan citra partai di mata publik.
Hal itu nantinya akan berimbas pada Pemilu Legislatif 2019 mendatang. "Jadi meski Ahok maju melalui jalur perseorangan, Golkar tetap akan mendapat citra positif dan itu berguna bagi mereka pada Pemilu Legislatif 2019 karena saat ini Ahok memang tinggi elektabilitasnya," lanjut dia.