Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembantu Rumah Tangga Ivan Haz Mengaku Beberapa Kali Dipukul Dalam Lift

Kompas.com - 15/06/2016, 19:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — T (21), pembantu rumah tangga yang menjadi korban kekerasan mantan anggota DPR RI Fanny Safriansyah alias Ivan Haz, mengaku tidak hanya dipukuli di dalam unit apartemen Ivan.

Ia mengaku beberapa kali dipukul di dalam lift Apartemen Ascot, Jakarta Pusat, tempat Ivan menetap.

(Baca: Posisi Saksi yang Duduk Menyerong karena Takut Lihat Ivan Haz)

Menurut T, pemukulan di dalam lift itu terjadi pada 18 September 2016. Ketika itu, T dipukul karena dianggap lambat masuk lift.

"Gara-gara saya masuknya lama ke lift, terus sandalnya Hezel (anak Ivan) jatuh. Pas saya mau ambil, dipukul," ujar T saat memberikan kesaksiannya dalam persidangan kasus dugaan kekerasan dengan terdakwa Ivan Haz, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).

Pemukulan itu juga disaksikan pengasuh anak lainnya, yakni Rasmi (37). Saat itu, mereka berada dalam lift yang sama.

"Itu mau ke bawah ke tempat permainan. Di situ dipukul punggungnya gara-gara mau ambil sandal Hezel yang jatuh," kata Rasmi yang juga menjadi saksi dalam persidangan itu.

Selain itu, menurut T, pada 24 September, Ivan kembali memukulnya. Pada hari itu, T dipukul beberapa kali. Kejadian itu juga disaksikan Rasmi.

"Pagi mau ke bawah. Pak Ivan mukul di hidung karena anaknya masih rewel, jadi mau ke restoran, dipukul di dalam lift," kata T.

"Pas siangnya dipukul pakai dompet dua kali di lift. Itu cuma ada saya, Mbak Rasmi, Pak Ivan, sama Hezel," lanjut dia.

Akibat pemukulan itu, hidung T pun berdarah. "Terus ada lagi di lift mau turun ke bawah. Dipukul lagi di bagian muka cuma gara-gara rewel saja anaknya. Akibatnya, hidungnya berdarah," tutur Rasmi.

(Baca: Korban Kekerasan Ivan Haz Beberkan Kesaksiannya di PN Jakarta Pusat)

Pemukulan-pemukulan yang dilakukan Ivan terhadap T di dalam lift itu terekam kamera CCTV apartemen.

Rekaman kamera CCTV tersebut diputar jaksa penuntut umum dalam sidang hari ini. Dalam rekaman CCTV itu, tampak Ivan beberapa kali memukul T.

Ada yang menggunakan tangan kosong, ada pula yang menggunakan dompet. Selain di dalam lift, T juga dipukuli di dalam unit apartemen. Pemukulan di dalam unit apartemen ini juga disaksikan Rasmi.

Tak hanya menjadi saksi, Rasmi juga mengaku pernah ditendang Ivan. Adapun Rasmi merupakan pengasuh untuk anak kedua Ivan yang berusia 9 bulan.

"Tanggal 29 September, yang saya lihat pertamanya anaknya rewel. Pak Ivan tendang saya, dada saya, sampai mental ke belakang. Itu saya bangun, terus ditendang lagi sama Bu Anna (istri Ivan). T juga ditendang," tutur Rasmi.

Keesokan harinya, saat T meninggalkan apartemen, Rasmi pun mengikuti langkah T. Rasmi juga kabur karena merasa takut.

"Pas T lari (kabur), saya juga lari. Saya kira-kira lari pukul 01.00 siang. Pas anaknya tidur, Bu Anna nyuruh saya mandi, makan. Pas itu, saya keluar. Saya takut juga," kata dia.

Kompas TV Hamzah Haz Kunjungi Anaknya di Tahanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com