JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum tersaingi.
Dalam survei terakhir yang digelar Manilka Research and Consulting, Ahok jauh mengungguli 17 figur lainnya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Juni 2016 itu, elektabilitas Ahok mencapai 49,3 persen.
Perolehan ini jauh di atas figur lainnya, seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 9,3 persen.
Selanjutnya ada Yusril Ihza Mahendra sebesar 6,8 persen, Yusuf Mansur sebesar 6,5 persen, dan Tri Rismaharini sebesar 6 persen.
Sisanya, Abraham Lunggana 3,3 persen, Sandiaga S Uno 2,5 persen, Biem Benjamin 1,7 persen, Adhyaksa Dault 0,8 persen, Nachrowi Ramli 0,7 persen, Moeldoko 0,5 persen, Djarot Saiful Hidayat 0,5 persen, Sjafrie Sjamsoeddin 0,5 persen, Agus Harimurti 0,3 persen, Hary Tanoesoedibjo 0,2 persen, Boy Sadikin 0,2 persen, Yoyok Rio Sudibyo 0,2 persen, dan Prasetyo Edi 0,2 persen.
(Baca juga: Hasil Survei Manilka: Elektabilitas Ahok Jauh Ungguli 17 Figur Lainnya_
Kemudian ada 10,7 persen responden yang menjawab belum memutuskan atau rahasia saat ditanya siapa tokoh yang akan dipilih.
Bahkan, bila dilakukan simulasi head to head dengan beberapa figur, Ahok dinilai masih unggul.
Salah satu contohnya ketika Ahok dihadapkan dengan Risma. Berdasarkan hasil survei tersebut, Ahok lebih unggul dengan capaian elektabilitas sebesar 49,5 persen.
Sementara itu, Risma mendapat 34,3 persen. Sisanya 7,7 persen ragu-ragu dan 8,5 persen tidak menjawab.
Sementara itu, bila Ahok diadu dengan Yusril Ihza Mahendra, maka elektabilitas Ahok mencapai 56,5 persen dan Yusril hanya 25,3 persen. Sisanya, 6,5 persen ragu dan 11,7 persen tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Manilka, Herzaky Mahendra Putra, mengungkapkan alasan elektabilitas Ahok masih berada di urutan pertama.
Publik Jakarta, kata Zaky, puas terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta di beberapa bidang.
Tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok-Djarot memimpin Jakarta mencapai 67,5 persen.
"Ada tiga sektor kepuasan publik Jakarta tinggi, yakni pendidikan, kesehatan, dan penanganan banjir," kata Zaky di Hotel Cemara, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/6/2016).