Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persilakan Parpol Dukung Ahok, "Teman Ahok" Dinilai Gadaikan Idealisme Warga Jakarta

Kompas.com - 23/06/2016, 17:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas relawan penggalang dukungan KTP bagi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), "Teman Ahok", kini mempersilakan partai politik untuk mendukung Basuki maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Awalnya, Teman Ahok menegaskan hanya akan mendukung Ahok untuk maju secara independen, dengan dukungan penuh dari rakyat tanpa keterlibatan parpol sama sekali.

Dalam perjalanannya, tujuan Teman Ahok bergeser. Mereka tak lagi mengusung Basuki melalui jalur independen, melainkan agar Basuki maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, baik secara independen maupun dari jalur parpol.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai sikap Teman Ahok itu secara tidak langsung, telah menjadi contoh buruk.

Ini disebabkan sikap yang awalnya mengutamakan idealisme, kemudian berubah sebaliknya dengan tujuan kekuasaan semata.

"Bila dilihat dari komentar yang beredar di berbagai grup komunikasi hingga media sosial, jelas sekali bahwa tujuan Teman Ahok hanya menjadikan Ahok (sapaan Basuki) gubernur. Tidak ada keinginan dari mereka untuk konsisten menjaga Ahok di jalur independen," kata Hendri saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

Perubahan sikap Teman Ahok itu juga dinilai oleh Hendri sebagai bukti bahwa Teman Ahok hanya sebatas bagian dari kampanye politik.

Padahal, sebelum KTP dukungan terkumpul satu juta lebih, Teman Ahok selalu memperlihatkan sikapnya dalam memperjuangkan idealisme dan tetap bersikukuh mengawal Basuki melalui jalur independen.

"Sungguh miris mereka menggadaikan idealisme warga Jakarta kepada sebuah program komunikasi politik," tutur Hendri.

Meski dianggap memberi contoh buruk, secara politik, apa yang dilakukan Teman Ahok sah-sah saja.

Namun, menurut Hendri, apa yang dilakukan itu ke depannya, dapat membunuh gerakan sosial yang murni muncul dari rakyat. Kepercayaan masyarakat terhadap gerakan serupa dikhawatirkan juga akan redup, berganti dengan prasangka buruk.

"Nantinya, gerakan itu akan dituduh cuma membonceng demi kekuasaan. Memang tidak salah seperti itu, tapi dari sikap yang ditampilkan, sudah jadi contoh buruk dalam praktik demokrasi," ujar dia.

Salah seorang pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, sebelumnya menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan partai politik pendukung Ahok.

"Teman Ahok siap bekerja sama dengan seluruh pihak dengan satu syarat, yaitu memiliki Tujuan -yang sama. Dengan relawan-relawan lain, dengan partai-partai politik, selama semuanya mendukung Ahok tanpa syarat dan utang politik," ujar Singgih.

(Baca: "Teman Ahok" Siap Bekerja Sama Dengan Partai Politik, asal...)

Menurut Ahok, dukungan itu memperlihatkan bahwa partai politik masih bisa dipercaya. Ahok pun menilai Teman Ahok mulai melihat tiga partai pendukungnya mengerti suara rakyat.

"Ini menggemberikan, Teman Ahok kini melihat ada tiga partai yang mengerti suara rakyat," ujar Ahok.

(Baca: Ahok: Kini "Teman Ahok" Melihat Ada 3 Partai yang Mengerti Rakyat)

Kompas TV Teman Ahok Bantah Tudingan Curang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com