JAKARTA, KOMPAS.com - Selama setahun terakhir berpolitik, bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyadari bahwa loyalitas tak terlalu penting di politik.
Padahal, sebagai pengusaha, Sandi mengatakan loyalitas adalah nilai luhur yang harus selalu dijaga.
"Bisnis lebih mudah diterka, tapi ekspektasi di politik tidak terduga. Hari ini bisa 'A' paginya, siang bisa 'B', malam bisa 'c'. Dinamika ya," kata Sandiaga kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ekspektasi tak terduga ini, menurut Sandi tidak ada dalam dunia usaha. Dalam dunia usaha, loyalitas kepada perusahaan, kepada atasan, dan kepada konsumen.
Soal loyalitas, Sandiaga belajar ambiguitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke partai politik dan "Teman Ahok".
"Sekarang ya saya juga banyak belajar dari Pak Gubernur Basuki. Bahwa ya dijalanin aja gitu dia bikin "Teman Ahok" sampai 1 juta tanda tangan," tutur Sandiaga.
"Kalau aku enggak akan bisa tidur, orang bekerja keras ngumpulin 1 juta (KTP) begitu, terus aku tinggalin, aku enggak bisa tidur itu," ujarnya.
Sandiaga pun berkaca pada pencalonannya sendiri. Sandi yang telah mengikuti penjaringan di lima partai selain Gerindra, yaitu PDI-P, Demokrat, PKB, PPP, dan PAN, mengatakan bahwa ini adalah upayanya membangun komunikasi politik alih-alih mengemis dukungan.
"Prosesnya semua partai kayak aku ngejar banget gitu ya? Enggak lah, orang aku diundang, bangun komunikasi politik. Nih lima partai yang kami daftar itu aku tuh diundang bukan jajak-jajakin diri begitu, diundang oleh petinggi partai. 'Kamu daftar ya supaya bantu komunikasi politik'," kata dia.
Ia pun tak yakin jalannya ke depan akan mulus meski sudah melalui perencanaan yang baik. Berbeda dengan dunia usaha, dalam politik tidak ada konsekuensi jelas bila target tidak tercapai.
Tagline kampanye Sandiaga Uno "Kerja Tuntas Ikhlas", selalu mengingatkannya bahwa kerja keras untuk menjadi gubernur ini perlu dijalani dengan ikhlas saja karena perjalanan masih panjang.
Ia pun meyakini bahwa mengubah Jakarta tak perlu menjadi gubernur.
Nama Sandiaga yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, di samping Sjafrie Sjamsoeddin, dan Yusril Ihza Mahendra.
Rencananya, usai lebaran Prabowo akan mengumumkan kandidat bakal calon pilihannya untuk diusung Gerindra bersama partai koalisi.
Lalu bagaimana jika bukan Sandiga yang dipilih? Apakah ia pindah ke lima partai lain yang telah didaftarkannya?
"Aku mau loyal saja ama Gerindra walaupun ada partai lain. Kalau Gerindra-nya nggak mencalonkan, aku enggak akan mau (jadi calon gubernur) di partai lain. Karena ini nilai luhur yang aku pelajari, loyalitas. Aku berharap juga Gerindra loyal sama aku," ujarnya.