Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Bicara soal Pelajaran Loyalitas dari "Teman Ahok"

Kompas.com - 26/06/2016, 08:44 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama setahun terakhir berpolitik, bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyadari bahwa loyalitas tak terlalu penting di politik.

Padahal, sebagai pengusaha, Sandi mengatakan loyalitas adalah nilai luhur yang harus selalu dijaga.

"Bisnis lebih mudah diterka, tapi ekspektasi di politik tidak terduga. Hari ini bisa 'A' paginya, siang bisa 'B', malam bisa 'c'. Dinamika ya," kata Sandiaga kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ekspektasi tak terduga ini, menurut Sandi tidak ada dalam dunia usaha. Dalam dunia usaha, loyalitas kepada perusahaan, kepada atasan, dan kepada konsumen.

Soal loyalitas, Sandiaga belajar ambiguitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke partai politik dan "Teman Ahok".

"Sekarang ya saya juga banyak belajar dari Pak Gubernur Basuki. Bahwa ya dijalanin aja gitu dia bikin "Teman Ahok" sampai 1 juta tanda tangan," tutur Sandiaga.

"Kalau aku enggak akan bisa tidur, orang bekerja keras ngumpulin 1 juta (KTP) begitu, terus aku tinggalin, aku enggak bisa tidur itu," ujarnya.

Sandiaga pun berkaca pada pencalonannya sendiri. Sandi yang telah mengikuti penjaringan di lima partai selain Gerindra, yaitu PDI-P, Demokrat, PKB, PPP, dan PAN, mengatakan bahwa ini adalah upayanya membangun komunikasi politik alih-alih mengemis dukungan.

"Prosesnya semua partai kayak aku ngejar banget gitu ya? Enggak lah, orang aku diundang, bangun komunikasi politik. Nih lima partai yang kami daftar itu aku tuh diundang bukan jajak-jajakin diri begitu, diundang oleh petinggi partai. 'Kamu daftar ya supaya bantu komunikasi politik'," kata dia.

Ia pun tak yakin jalannya ke depan akan mulus meski sudah melalui perencanaan yang baik. Berbeda dengan dunia usaha, dalam politik tidak ada konsekuensi jelas bila target tidak tercapai.

Tagline kampanye Sandiaga Uno "Kerja Tuntas Ikhlas", selalu mengingatkannya bahwa kerja keras untuk menjadi gubernur ini perlu dijalani dengan ikhlas saja karena perjalanan masih panjang.

Ia pun meyakini bahwa mengubah Jakarta tak perlu menjadi gubernur.

Nama Sandiaga yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, di samping Sjafrie Sjamsoeddin, dan Yusril Ihza Mahendra.

Rencananya, usai lebaran Prabowo akan mengumumkan kandidat bakal calon pilihannya untuk diusung Gerindra bersama partai koalisi.

Lalu bagaimana jika bukan Sandiga yang dipilih? Apakah ia pindah ke lima partai lain yang telah didaftarkannya?

"Aku mau loyal saja ama Gerindra walaupun ada partai lain. Kalau Gerindra-nya nggak mencalonkan, aku enggak akan mau (jadi calon gubernur) di partai lain. Karena ini nilai luhur yang aku pelajari, loyalitas. Aku berharap juga Gerindra loyal sama aku," ujarnya.

Kompas TV Solusi Sandiaga untuk Masalah di DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com