TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto, berkunjung ke proyek perluasan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (28/6/2016) siang.
Sembari melihat tahapan penyelesaian proyek tersebut, Sidarto menilai kondisi perluasan Terminal 3 sudah memadai dan siap untuk digunakan pada mudik Lebaran tahun ini.
"Menurut saya, kalau Pak Soekarno (Presiden pertama RI Soekarno) dan Pak Hatta Wakil Presiden Mohammad Hatta) masih ada, mereka pasti akan bangga melihat ini. Kesiapannya juga sudah optimal. Pak Presiden berpesan supaya tidak buang waktu, ini bisa jadi hadiah Lebaran bagi rakyat," kata Sidarto kepada wartawan.
Molornya rencana operasional perluasan Terminal 3 disebabkan masih ada sejumlah kekurangan yang ditemukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Salah satunya adalah ketiadaan tower atau menara untuk memantau pergerakan di apron Terminal 3.
Terkait hal tersebut, kata Sidarto, harus segera dicari solusi oleh PT Angkasa Pura II maupun Kemenhub.
Selama ini, sudah banyak pesawat beroperasi di apron Terminal 3 meski belum ada tower seperti yang diinginkan Kemenhub.
"Untuk menaikkan dan menurunkan penumpang juga bisa pakai bus. Intinya, terminal ini harusnya bisa menjadi hadiah Lebaran tahun ini dari pemerintah," tutur Sidarto.
Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), Bambang Tjahjono, mengatakan, pihaknya memanfaatkan CCTV di perluasan Terminal 3 untuk memantau apron. Nantinya, pemantauan apron akan dilakukan dengan sistem radar.
Namun kata Bambang, sistem radar baru rampung pada November 2016.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai, pemantauan menggunakan CCTV bukan solusi sebab apron Terminal 3 sangat besar. Menurut dia, perlu ada tower yang bisa memantau langsung apron.
Pihak Kemenhub sempat menyewakan mobile portable tower kepada PT Angkasa Pura II sebagai tower sementara di sana. Biaya sewa sendiri dipatok Rp 10 juta sehari. Namun, atas alasan optimalisasi alat, mobile portable tower ditarik kembali oleh pihak Kemenhub.