Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok": Kebanyakan "Ngayal", Mas Adian

Kompas.com - 29/06/2016, 20:16 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu pendiri "Teman Ahok", Singgih Widyastomo, menyebut anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu, berkhayal dengan menyebut rekapitulasi 1 juta data KTP yang dilakukan Teman Ahok, Rabu (29/6/2016), tak masuk akal. 

"Ya sekarang kita kan 3,5 detik katanya. Kita kan enggak entry data, orang kita cuma ngitung doang. Kalau ngitung doang kan kekejar. Kebanyakan ngayal Mas Adian," ujar Singgih di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu sore.

(Baca juga: Adian Napitupulu: Rekapitulasi Data KTP "Teman Ahok" Tak Masuk Akal!)

Ia menyampaikan, rekapitulasi manual yang dilakukan Teman Ahok hari ini adalah menghitung ulang jumlah data KTP yang terkumpul.

Sementara itu, untuk pengisian data, Teman Ahok hanya melanjutkan dari 750.000 data KTP yang sudah di-input sebelumnya.

Teman Ahok mengundang Adian hadir langsung dalam acara rekapitulasi data KTP hari ini untuk membuktikan kepada Adian adanya wujud 1 juta data KTP.

Namun, Adian tidak menghadiri undangan tersebut. "Ini kan bukti keseriusan kami 1 juta data KTP itu ada. Namun, kalau misalnya Mas Adian tadi bilang bahwa masih ragu, mau bagaimana, harus seperti apa lagi. Kami sudah menyatakan jelas," tutur Singgih.

Kritik Adian

Sebelumnya, Adian menilai, rekapitulasi 1 juta data KTP oleh Teman Ahok tak masuk akal. Rekapitulasi itu dilakukan hanya dalam waktu selama tujuh jam dengan 140 relawan.

Padahal, menurut Adian, rekapitulasi itu sedianya tidak hanya menghitung, tetapi juga menyortir data KTP ganda, mencocokkan antara data KTP dan formulir dukungan.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan data-data pemilik KTP atau SIM, seperti nama, nomor induk kependudukan (NIK), dan alamat.

Menurut Adian, kecepatan rata-rata relawan Teman Ahok memeriksa, membandingkan, dan memasukkan nama, NIK, alamat adalah 3,5 detik untuk satu data KTP.

Adian menjelaskan, setiap data KTP terdiri atas 16 angka NIK, minimal lima huruf nama, 12 hingga 14 angka dan huruf tempat tanggal lahir, serta 30 angka dan huruf alamat.

"Kira-kira dalam 3,5 detik relawan Teman Ahok harus memeriksa data KTP, membandingkan dengan formulir dukungan, lalu menekan huruf atau angka di keyboard komputer minimal 63 kali dan maksimal bisa lebih dari 100 kali," kata Ketua Dewan Pembina Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) itu.

(Baca juga: Perwakilan PDI-P Tidak Akan Hadiri Rekapitulasi Data KTP "Teman Ahok")

Maka dari itu, tambah Adian, ia tak akan memercayai rekapitulasi 1 juta data KTP yang dilakukan Teman Ahok.

Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu, memercayai rekapitulasi itu sama saja dengan berkhianat pada ilmu pengetahuan dan nalar.

Kompas TV Polemik KTP Teman Ahok yang Dibayar 500 Ribu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com