JAKARTA, KOMPAS.com - Pemindahan bus angkutan kota angkutan provinsi (AKAP) jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur dari Terminal Pulogadung ke Terminal Pulogebang, di Cakung, Jakarta Timur mendapat respons dari perusahaan angkutan. Para awak bus AKAP tersebut mengaku siap dipindahkan dengan sejumlah syarat.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengatakan bahwa pihaknya ingin memindahkan seluruh bus AKAP dengan jalur Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Terminal Pulogebang. Tujuannya untuk menata seluruh AKAP di Jakarta Timur.
Seorang petugas PO Bejeu, Ari, mengatakan, pihaknya siap untuk pindah ke Pulogebang, bahkan loket tiket sudah dibuka di terminal tersebut. Namun, dia meminta agar sejumlah agen tidak resmi yang ada di jalan Cakung ditertibkan. PO Bejeu melayani rute Semarang dan Jepara.
"Kami sih setuju-setuju saja pindah, tapi agen-agen yang ada di terminal bayangan dari jalan Pulogadung sampai Cakung itu tolong digusur. Kalau mereka digusur kami langsung pindah. Karena kami takut kalau udah pindah dari sini terus ke Pulogebang, penumpangnya nggak ada karena sudah dihabiskan mereka (agen terminal bayangan)," ujar Ari, di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (4/7/2016).
Ari menilai, fasilitas di Terminal Pulogebang masih belum lengkap. Salah satunya loket penjualan yang jumlahnya lebih sedikit dibanding PO yang ada.
Ia juga mengeluhkan jumlah penumpang yang naik dari Terminal Pulogebang jauh lebih sedikit dari terminal Pulogadung. Jika perharinya PO Bejeu bisa mengangkut 30 penumpang dari Pulogadung, namun di Pulogebang rata-rata hanya mendapat tak lebih dari 10 orang.
"Itupun tidak setiap hari penumpang ada di Pulogebang," ujar Ari.
Ditemui terpisah, petugas PO Handoyo, R Aritonang, berharap Dinas Perhubungan harusnya memindahkan seluruh PO baik jalur ke arah pulau Jawa maupun di Luar Jawa. Menurutnya, ada ketidakadilan jika hanya bus jalur Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dipindahkan.
"Artinya saya setuju (dipindahkan), tapi semua harus pindah ke sana (Pulogebang). Kan dari pihak pemerintah hanya Jawa Timur dan Jawa Tengah saja yang pindah dan nggak semua pindah. Buat dong kayak Terminal Cililitan dulu ke Kampung Rambutan pindah semua, kan enak," ujar Aritonang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Transportasi DKI Andri Yansyah mengatakan, kartu pengawasan sementara (KPS) untuk bus yang biasa beroperasi si Pulogadung dan Rawamangun sudah turun sejak Kamis (30/6/2016).
Pihaknya telah membagikan kepada PO rute Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dipindahkan ke Pugebang. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk beroperasi di Terminal Pulogadung dan Rawamangun. Terminal Pulogebang berdiri di atas lahan seluas 14,5 hektar dan ditunjang dengan bangunan ruang tunggu tiga lantai.
Sejak diresmikan pada 2013, terminal yang diklaim terbesar di Asia Tenggara itu belum difungsikan secara maksimal karena masih kekurangan banyak fasilitas pendukung, salah satunya akses langsung masuk keluar jalan tol.