JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga adanya unsur kesengajaan di balik offline-nya mesin pengisian saldo e-money di halte-halte transjakarta. Basuki pun akan mengecek masalah ini.
"Kami lagi cek dulu, kalau persentasenya banyak yang mencurigakan, kami akan keluarkan peraturan," ujar pria yang dikenal dengan nama Ahok ini di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (13/7/2016).
Karena mesin pengisian saldo kerap offline, tidak jarang petugas yang membolehkan warga membayar tarif transjakarta secara tunai sebesar Rp 3.500 untuk bisa masuk ke dalam halte.
Padahal, semua warga harus menggunakan transaksi dengan e-money untuk bisa naik transjakarta.
Jika saldo e-money habis, maka warga bisa mengisinya di loket-loket yang dijaga petugas di halte transjakarta.
Ahok pun menegaskan bahwa warga tidak boleh membayar tunai untuk naik transjakarta.
"Kalau dia bayar tunai, itu seharusnya enggak boleh. Itu saya katakan ada peluang permainan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.