TANGERANG, KOMPAS.com - Penanggung jawab vaksinasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, dr Toniman K SpA, mengaku tidak dapat membedakan mana vaksin sebenarnya dengan vaksin yang palsu.
Hal ini diungkapkan dalam rangka menjelaskan kepada orangtua pasien anak yang khawatir tentang indikasi penggunaan vaksin palsu di RSIA Mutiara Bunda. RSIA Mutiara Bunda masuk sebagai salah satu dari empat fasilitas kesehatan yang terindikasi menggunakan vaksin palsu, menurut temuan BPOM.
"Semuanya mirip, enggak bisa dibedakan. Dokter enggak bisa membedakan, yang bisa bedain cuma BPOM," kata Toniman kepada Kompas.com, Jumat (15/7/2016).
Selama ini, RSIA Mutiara Bunda mendapatkan vaksin dari pihak ketiga yang sudah sering menjual jenis vaksin pabrikan dengan harga murah. Beberapa kali, pihak rumah sakit juga sempat menggunakan vaksin impor.
"Kami pakai vaksin ganti-ganti. Biasanya langsung beli dari penjual, ada yang menawarkan. Paling cocok sama penjual yang terakhir sejak tahun 2014 kemarin," tutur Toniman.
Setelah BPOM mengambil sampel vaksin di RSIA Mutiara Bunda pada 23 Juni 2016 lalu, pihak rumah sakit tidak lagi menggunakan vaksin tersebut. Toniman memastikan, vaksin yang diduga palsu itu sudah terlebih dahulu diamankan oleh BPOM sebelum beredar ke masyarakat.
Adapun jenis vaksin yang diduga palsu tersebut adalah DPT (Dipteri Pertusis Tetanus). Menurut Toniman, jenis vaksin ini berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit dan merupakan jenis vaksin yang sering diberikan kepada anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.