Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Pasien Minta Dirut RS Elisabeth Buat Surat Pernyataan Terkait Vaksin Palsu

Kompas.com - 15/07/2016, 21:16 WIB
Nursita Sari

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com -
Manajemen Rumah Sakit Elisabeth, Narogong, Bekasi, melakukan pertemuan dengan orangtua yang anak-anaknya divaksin di rumah sakit tersebut, Jumat (15/7/2016). Pertemuan yang mulanya tertutup untuk awak media itu kemudian dibuka atas permintaan para orangtua sekitar pukul 19.45.

Suasana di dalam ruangan tidak kondusif. Beberapa orangtua marah-marah karena Direktur Utama RS Elisabeth Antonius Yudianto tidak memberikan perjanjian kerja sama (MoU) antara RS Elisabeth dan CV Azka Medika selaku distributor vaksin palsu tersebut.

Para orangtua pun kemudian meminta Antonius untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan berisi alasan mengapa pihak RS tidak bisa menunjukkan MoU tersebut.

"Buat surat pernyataan Anda tidak bisa memberikan MoU itu dengan alasan satu, dua, tiga, empat," ujar salah satu orangtua, Elizabeth (35), di RS Elisabeth, Jumat malam.

Kepada Kompas.com, Elizabeth menjelaskan bahwa Antonius menyebutkan alasan yang berbelit-belit.

"Katanya pertama enggak boleh sama Bareskrim. Kedua enggak boleh sama yayasan. Alasannya berbelit-belit," kata dia.

Menurut Elizabeth, manajemen RS hanya menunjukkan fotokopi surat penawaran dari CV Azka Medika.

"Dia hanya menunjukkan surat penawaran dari Azka. Kita minta MoU yang asli, katanya takut disalahgunakan," ucap Elizabeth.

Kemudian, manajemen RS Elisabeth juga menyebutkan alasan bahwa MoU tersebut sudah diserahkan kepada Badan Reserse Kriminal Polri.

"Kalau sudah diserahkan ke penyidik, oke, tapi surat terimanya enggak ada juga," tutur dia.

Para orangtua ingin memastikan sejak kapan RS Elisabeth bekerja sama dengan CV Azka Medika. Mereka tidak percaya RS Elisabeth menggunakan vaksin palsu sejak November 2015 hingga Juni 2016. Sebab, beberapa orangtua menemukan adanya perbedaan warna label vaksin sebelum periode waktu tersebut.

Hingga pukul 20.25, pertemuan yang dimulai sejak sekitar pukul 18.00 itu belum juga selesai karena Dirut RS Elisabeth tidak memenuhi keinginan orangtua. RS Elisabeth merupakan salah satu RS yang dirilis Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu.

Selain RS Elisabeth, ada 13 RS dan 8 klinik lainnya yang juga menggunakan vaksin palsu.

Kompas TV Kasus Vaksin Palsu, Polisi Bidik Sejumlah Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com