Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Para Pemburu Pokemon...

Kompas.com - 16/07/2016, 22:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengguna permainan Pokemon Go mengeluhkan pemakaian baterai ponsel yang boros ketika mengaktifkan permainan ini.

Anbiya, salah satu penikmat permainan Pokemon Go yang ditemui di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (16/7/2016), mengatakan, saat bermain, pemakaian baterai ponselnya bisa berkurang drastis.

Anbiya menghitung, dari kondisi full 100 persen, dalam jangka waktu 15-20 menit, baterai yang tersedot mencapai 15 persen.

"Boros banget, aku pakai sebentar sudah cepat habis. Mungkin karena masih beta mungkin ya, kan masih versi pertama. Mudah-mudah nanti perkembangannya lebih bagus di versi selanjutnya," ujar Anbiya kepada Kompas.com.

(Baca juga: Pemburu Pokemon di Monas dari Bocah hingga Orang Dewasa)

Tak hanya Anbiya, Dadang, pemburu Pokemon yang bekerja sebagai pasukan pengamanan dalam (pamdal) DPR menuturkan hal yang sama.

Dadang mengatakan, borosnya daya baterai ponsel ketika bermain Pokemon Go ini menjadi salah satu kelemahan game tersebut.

Terlebih lagi, Dadang yang sejak pagi sudah datang ke Monas untuk berburu Pokemon itu lupa membawa pengisi daya baterai.

"Boros, Mas, 15 menit pakai langsung kurangnya (baterai) banyak. Enggak bawa power bank lagi," ujar Dadang.

(Baca juga: Diguyur Hujan, Pemburu Pokemon di Kawasan Monas Tetap Bertahan)

Keluhan berbeda diutarakan Ihsan. Menurut Ihsan yang sudah tiga hari bermain Pokemon Go ini, tak jarang ponselnya tiba-tiba tidak bisa berfungsi saat bermain.

"Ini Mas, lihat. Kadang dia enggak respons begitu," ujar Ihsan.

Namun, Ihsan tak mengambil pusing masalah pada ponselnya itu. Ia tetap menilai, bermain Pokemon Go merupakan kegiatan yang mengasyikan.

Sejak Pokemon Go diluncurkan beberapa pekan yang lalu, penikmat permainan ini bak virus yang menyebar begitu cepat ke semua kalangan.

Kompas TV Rela Jalan 10 Km demi Pokemon Go
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com