JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kepolisian tengah mendalami kemungkinan adanya terlibatnya dokter lain di Rumah Sakit Harapan Bunda dalam kasus vaksin palsu.
Kasubdit III Ditipideksus Bareskrim Polri Komisaris Furqon Budiman mengatakan, ada atau tidaknya tersangka lain dalam kasus ini akan tergantung dari hasil pemeriksaan berdasarkan alat bukti yang didapat.
(Baca juga: Manajemen RS Harapan Bunda Akui Kecolongan Awasi Penggunaan Vaksin)
Untuk saat ini, sudah ada satu orang dokter RS Harapan Bunda yang ditetapkan sebagai tersangka. Dia adalah salah seorang yang diketahui bernama Indra.
"Kami masih mencari alat bukti yang lain berdasakan scientific identification. Tidak hanya ke dokter I saja, tapi juga ke yang lain. Tapi yang lain masih pendalaman. Kami tidak berani tanpa bukti yang kuat menuduh seseorang melakukan hal ini," kata Furqon dalam keterangan persnya di RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016).
Saat ini, sudah ada 44 peserta imunisasi di RS Harapan Bunda yang dipastikan menjadi korban vaksin palsu.
Mereka adalah peserta imunisasi yang ditangani oleh Indra. Menurut Futqon, ke-44 orang tersebut dipastikan menjadi korban setelah melalui proses verifikasi.
(Baca juga: Pelayanan RS Harapan Bunda Ditutup Saat Didatangi Ratusan Orang )
Furqon mengatakan, sebenarnya secara keseluruhan ada 270 peserta imunisasi di RS Harapan Bunda yang ditangani oleh Indra.
"Ada 270 yang terindikasi. Cuma dari 270 itu, 44 ini yang sudah terverifikasi dari hasil pemeriksaan terhadap para tersangka atas nama dokter I, dan penjualnya MS. Keduanya kini sudah ditahan," ujar dia.