Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juru Bicara RSIA Mutiara Bunda Pancing Kekesalan Orangtua

Kompas.com - 18/07/2016, 16:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pertemuan orangtua pasien dengan RSIA Mutiara Bunda dan instansi terkait berlangsung panas, Jumat (187/2016). Salah satu penyebabnya adalah ketidakhadiran pimpinan rumah sakit dan pihak manajemen.

RSIA Mutiara Bunda hanya diwakili seorang juru bicara yang bernama Taufik Nugraha. Meski jarang berbicara selama tiga jam pertemuan, ratusan orangtua pasien yang hadir berkali-kali menyorakinya karena selalu salah menyebut nama RSIA Mutiara Bunda menjadi RS Harapan Bunda.

Taufik Nugraha pertama kali salah menyebut saat menyampaikan ke orangtua pasien agar sabar menunggu mediasi yang masih dirapatkan di dalam.

"Nama saya Taufik Nugraha, saat ini menjadi jubir mewakili RS Harapan Bunda, eh RS Mutiara Bunda, menyempaikan bahwa pertemuan ini difasilitasi pihak rumah sakit untuk memperjelas status persoalan vaksin palsu," katanya.

Kericuhan sempat terjadi saat rapat tertutup itu. Ratusan orangtua yang sejak pagi menunggu kesal karena mengira pertemuan dengan pihak rumah sakit tidak berlangsung terbuka. Pertemuan akhirnya berlangsung terbuka selama tiga jam dengan penuh perdebatan.

Banyak orangtua yang meminta pertanggungjawaban dari RSIA Mutiara Bunda, namun Taufik selaku juru bicara hanya berputar-putar menjawab pertanyaan orangtua pasien.

"RS Harapan Bunda, maksudnya RS Mutiara Bunda siap bertanggung jawab," kata Taufik.

"Daritadi salah nyebut mulu gimana mau tanggung jawab kalo nyebut aja salah mulu," kata seorang bapak-bapak yang kesal.

Orangtua lainnya merasa pertemuan ini kurang puas. Mereka merasa pihak rumah sakit masih belum terbuka sepenuhnya. Sebab, pihak rumah sakit tidak menyebutkan sejak kapan vaksin palsu beredar di rumah sakit itu.

Taufik hanya mengatakan, vaksin yang dibeli pada 23 Juni 2016 terbukti palsu berdasarkan uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Tanggal 11 Juli 2016 keluar surat dari BPOM agar menghentikan pembelian vaksin dari distributor tidak resmi, semua vaksin palsu sudah tidak ada di sini," kata Taufik.

Kompas TV Warga Protes RS Tidak Beri Penjelasan Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com