Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Didorong Instruksikan Polri Usut Tuntas Kasus Vaksin Palsu

Kompas.com - 20/07/2016, 16:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Puri Kencana Putri menyampaikan empat poin desakan kepada pemerintah dan aparat berwajib terkait penanganan kasus vaksin palsu. Empat poin desakan itu dibuat bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan para orangtua korban vaksin di RS Harapan Bunda.

Puri menyatakan, pada poin pertama, pihaknya meminta Presiden Joko Widodo memberikan perhatian yang serius dengan menginstruksikan Polri untuk membongkar kasus kejahatan vaksin palsu yang telah berlangsung lama sampai ke akar-akarnya.

"Sehingga, adanya investigasi yang mendalam guna memutus rantai kejahatan bisnis vaksin palsu yang memiliki kaitan dengan jalur suplai, distribusi resmi, badan-badan pemantau dari pihak pemerintah, serta memastikan berlangsungnya upaya hukum yang akuntabel dan profesional atas pelaku kejahatan vaksin palsu yang selama ini terjadi ke meja hukum," kata Puri kepada wartawan di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Rabu (20/7/2016).

Poin kedua, kata Puri, Menteri Kesehatan diminta untuk membuat posko pengecekan kesehatan secara detail dan terbuka kepada anak-anak yang melakukan vaksinasi di RS Harapan Bunda.

"Sebab, sampai saat ini belum adanya kepastian dari Kemenkes apakah hanya satu vaksin yang terbukti palsu," ujar Puri.

Kemenkes, menurut dia, juga harus segera melakukan pembenahan total terhadap sistem pengawasan farmasi di fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan keabsahan distributor farmasi resmi.

Poin ketiga, Direktur RS Harapan Bunda diminta secara terbuka menjawab dan memenuhi tuntutan-tuntutan orangtua korban vaksin palsu tanpa adanya diskriminasi serta menjamin upaya pemulihan yang efektif bagi para korban.

Terakhir, lembaga seperti Komnas HAM, Ombudsman RI, KPAI, dan LPSK diminta untuk segera merespons kelalaian yang dilakukan baik dari rumah sakit maupun lembaga negara yang lamban menanggapi kasus vaksin palsu.

"Selanjutnya, melakukan koordinasi antarlembaga penegak hukum untuk mengambil tindakan guna mendorong proses hukum yang adil, memastikan berjalannya akses pemulihan yang efektif bagi korban, hingga adanya jaminan tidak kembali muncul masalah serupa di kemudian hari," ujar Puri.

Kompas TV Cara Dokter Indra Sebarkan Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com