Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang "Commuter Line" Keluhkan Penutupan Akses ke Stasiun Tangerang

Kompas.com - 21/07/2016, 06:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dalam dua hari terakhir banyak menerima keluhan dari para pengguna jasa kereta rel listrik (KRL) commuter line relasi Tangerang.

Mereka mengeluhkan penutupan akses ke Stasiun Tangerang. Akses ke stasiun yang berlokasi di Jalan Achmad Yani itu diketahui ditutup oleh Kepolisian awal pekan ini.

Vice President (VP) Commucation PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, akibat ditutupnya akses tersebut, pengguna jasa KRL commuter line yang hendak masuk atau keluar Stasiun Tangerang harus memutar melalui Jalan Pasar Anyar.

"Keluhan penumpang mulai banyak. Mereka mengeluh karena harus memutar ke arah Pasar Anyar," kata Eva kepada Kompas.com, Rabu (20/7/2016).

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Poster peringatan penutupan akses terpasang di pintu barat Stasiun Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2016). Akses pintu barat menuju Stasiun Tangerang ditutup oleh kepolisian dan pemerintah kota setempat karena diduga menyebabkan kemacetan.
Sebelum ditutupnya akses ke Stasiun Tangerang, Kepolisian diketahui sempat mengadakan rapat terlebih dahulu dengan PT KCJ.

Dari rapat tersebut, diketahui bahwa polisi menutup akses stasiun karena menganggap titik tersebut menjadi sumber utama kemacetan lalu lintas karena banyaknya angkot yang ngetem.

Eva menyatakan, PT KCJ berharap penutupan akses stasiun ini bisa dikaji ulang.

Sebab, ia menilai harus dicari solusi terbaik yang tidak hanya menguntungkan pengguna jalan, tetapi juga pengguna jasa KRL commuter line, terutama pengguna dari kalangan berkebutuhan khusus, seperti lansia, penyandang disabilitas, dan ibu hamil.

"Stasiun itu kan pintu masuknya suatu kota ibaratnya. Masalah macet harusnya ada cara aturnya bagaimana, bukan dengan menutup pintu utama stasiun," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com