JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan tiga pegawai Kafe Olivier sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).
Tiga pegawai itu adalah Aprilia Cindy Cornelia sebagai resepsionis, Marlon Alex Napitupulu sebagai pelayan, dan Agus Triyono yang juga pelayan.
Live streaming sidang pembunuhan Mirna: https://youtu.be/jwALTrVeH-Q
Dalam persidangan itu, Cindy yang pertama kali menyampaikan keterangannya. Ia mengaku melayani Jessica saat pertama kali terdakwa datang ke Kafe Olivier.
(Baca juga: Satu Jam yang Penuh Misteri di Meja 54 Kafe Olivier...)
Saat itu, Jessica datang pada Rabu (6/1/2016) sekitar pukul 15.30 WIB. Jessica awalnya memesan tempat untuk empat orang di area dilarang merokok.
Jessica, kata Cindy, sempat masuk ke dalam, tepatnya di daerah lorong kafe untuk melihat situasi sekitar.
Kemudian ia kembali lagi kepada Cindy. Jessica diketahui tak langsung menuju tempat duduk.
Saat itu, Jessica mengatakan kepada Cindy bahwa ia akan kembali lagi pukul 16.00 WIB. Sebab, teman-teman Jessica ketika itu belum datang.
Kemudian pukul 16.14 WIB, Jessica kembali datang. Cindy pun langsung mengantarkan Jessica ke area no smoking di meja berkapasitas empat orang.
Di Kafe Olivier, terdapat banyak meja berkapasitas empat orang. Namun, ada perbedaan bangku pada meja-meja tersebut. Ada yang dilengkapi bangku kayu, ada juga yang dilengkapi sofa.
Meja nomor 54
Pada hari itu, Cindy mengarahkan Jessica untuk memilih bangku jenis sofa.
Terdapat tiga meja berkapasitas empat orang dengan bangku sofa di Kafe Olivier, yakni meja 53, 54 dan 55. "Table 53 dan 55 ada orangnya," kata Cindy di PN Jakpus, Rabu (20/7/2016).
Hakim Kisworo kembali bertanya kepada Cindy apakah Jessica sengaja memilih meja nomor 54 atau tidak.
(Baca juga: Jessica Terpaksa Memilih Meja Nomor 54 di Kafe Olivier)
Cindy pun menjawab bahwa Jessica memilih meja tersebut karena hanya meja nomor 54 yang kosong dan sesuai pesanan Jessica. "Iya (tak bisa milih)," kata Cindy.