Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses ke Stasiun Tangerang Ditutup, PT KCJ Khawatir Penumpang KRL Berkurang

Kompas.com - 21/07/2016, 09:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditutupnya akses ke Stasiun Tangerang oleh Kepolisian dan Pemerintah Kota Tangerang dikhawatirkan berdampak terhadap jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) relasi Tangerang.

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) khawatir ditutupnya akses tersebut menjadikan jumlah penumpang KRL relasi Tangerang berkurang karena akses di sisi barat itu merupakan akses utama yang menjadi andalan pengguna jasa KRL untuk keluar masuk dari dan menuju Stasiun Tangerang.

Menurut Vice President (VP) Communication PT KCJ Eva Chairunisa, selain akses di sisi barat yang ditutup, Stasiun Tangerang sebenarnya memiliki akses lain di sisi timur, tepatnya tak jauh dari Pasar Anyar.

Namun, kata dia, akses ini letaknya lebih jauh dan dianggap menyulitkan pengguna jasa dari kalangan berkebutuhan khusus, seperti lansia, ibu hamil, dan penyandang disbilitas.

"Di lokasi stasiun secara otomatis pengguna jasa akan mencari gate terdekat menuju akses keluar. Dengan ditutupnya jalan keluar arah hall utama sehingga diprediksi akan terjadi kepadatan pada gate di sisi timur," kata Eva kepada Kompas.com, Rabu (20/7/2016).

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Poster peringatan penutupan akses terpasang di pintu barat Stasiun Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2016). Akses pintu barat menuju Stasiun Tangerang ditutup oleh kepolisian dan pemerintah kota setempat karena diduga menyebabkan kemacetan.
(Baca juga: Penumpang "Commuter Line" Keluhkan Penutupan Akses ke Stasiun Tangerang)

Eva mengatakan, selain menjadi akses utama keluar masuk penumpang, akses sisi barat Stasiun Tangerang juga menjadi lokasi keluar masuknya kendaraan pengguna jasa KRL yang hendak memarkir kendaraannya di stasiun.

"Tertutupnya jalur kendaraan yang akan masuk melalui area utama menuju lokasi parkir stasiun secara langsung akan menganggu pelayanan secara keseluruhan di Stasiun Tangerang," kata Eva.

PT KCJ mencatat bahwa saat ini Stasiun tangerang melayani sekitar 13.000 pengguna jasa setiap harinya.

Sebagian besar pengguna menggunakan pintu barat untuk keluar masuk karena telah terdapat enam unit gate elektronik, vending machine, dan loket di sana.

Akses sisi timur di Pasar Anyar diketahui baru dibuka pada Juni 2016 sebagai upaya mengurai antrean di gate dan loket arah barat.

Adapun Stasiun Tangerang diketahui melayani relasi Tangerang-Duri.

Menurut Eva, relasi Tangerang-Duri saat ini adalah relasi KRL commuter line dengan pertumbuhan jumlah pengguna terbesar, yakni mencapai 30 persen dibandingkan tahun lalu.

Eva mengatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan jumlah penumpang adalah dengan mengakomodasi kebutuhan penumpang.

Karena itu, lanjut dia, PT KCJ berharap penutupan akses stasiun bisa dikaji ulang.

Sebab, ia menilai harus dicari solusi terbaik yang tidak hanya menguntungkan pengguna jalan, tetapi juga pengguna jasa KRL commuter line.

"Pada prinsipnya kami sangat mendukung upaya penertiban angkutan umum disekitar lokasi stasiun. Namun, tidak dengan cara menutup akses masuk utama ke arah stasiun karena hal tersebut akan berdampak dengan terganggunya flow penumpang serta dan akan menyebabkan kepadatan di stasiun," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com