JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta berencana menambah sejumlah alat berat dan truk sampah untuk beroperasi di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, yang saat ini telah diswakelola oleh Dinas Kebersihan DKI.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji mengatakan, tahun ini pihaknya akan menambah 91 unit truk compactor untuk menggantikan sejumlah truk sampah lama.
Penambahan truk ini, kata Isnawa, selain untuk mengoptimalkan operasional pengangkutan sampah, juga untuk menyelesaikan keluhan warga Bekasi soal masih banyak sampah yang terjatuh di jalanan menuju Bantargebang.
Di samping itu, dengan adanya truk ini, jumlah sampah yang diangkut bisa lebih banyak dibanding menggunakan truk sampah konvensional. Sebab, sistem truk tersebut bisa menekan sampah lebih padat sehingga kapasitas sampah yang diangkut bisa lebih banyak.
Anggaran untuk satu unit truk compactor mencapai Rp 1.5 miliar- Rp 1.7 miliar.
"Tahun ini ada 91 unit truk compactor, perbandinganya 3 banding 1 artinya sampah bisa di-press lebih padat. Selama ini sampah di jalan-jalan Bekasi ada yang netes-netes," ujar Isnawa di TPST Bantargebang, Minggu (24/7/2016).
Truk tersebut akan dioperasikan di sejumlah kawasan strategis di Ibu Kota seperti di Jalan Sudirman, Thamrin hingga Kota Tua.
Selain penambahan truk, Dinas Kebersihan juga berencana menambah alat berat dengan meminjam dari SKPD di DKI Jakarta seperti dari Dinas Tata Air, dan Dinas Bina Marga DKI.
Saat ini, hanya ada 17 unit ekskavator, 5 unit loader dan 5 unit doser yang beroperasi di TPST Bantargebang. Idealnya kata Isnawa, minimal ada 25 unit ekskvator yang harus tersedia di TPST Bantargebang.
Untuk mengoptimalkan alat berat yang saat ini tersedia, Dinas Kebersihan akan menambah operator alat berat yang sebelumnya dua operator menjadi tiga operator. Seluruh alat berat akan bekerja selama 24 jam.