Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Satu Tahun "Teman Ahok" dan Keputusan Akhir Sang Gubernur

Kompas.com - 28/07/2016, 08:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan sudah diumumkan. Basuki Tjahaja Purnama memilih partai politik sebagai kendaraannya maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Keputusan yang paling dinanti-nanti itu diumumkan di markas besar kelompok pendukung Basuki, "Teman Ahok", tadi malam, Rabu (27/7/2016). Seolah menjadi simbol, keputusan untuk mengikuti partai dilakukan atas persetujuan relawannya.

Jika ditarik mundur ke belakang, sekitar satu tahun yang lalu, banyak yang dialami oleh Teman Ahok dalam mengumpulkan data KTP untuk Basuki atau Ahok. Teman Ahok mulai mengumpulkan KTP pada 15 Juni 2015.

Ketika itu, KTP yang berhasil mereka kumpulkan hanya sekitar 1.400 KTP saja dalam satu bulan. Setelah itu, mereka mulai membuka booth-booth di mal. Seiring berjalannya waktu, Teman Ahok mulai bekreasi dalam menarik minat warga Jakarta untuk mengumpulkan KTP.

Mulai dari membuat akun Facebook, membuat video, sampai dengan menggelar acara Piknik Senja bersama dengan artis-artis ibu kota. Cobaan kecil pertama Teman Ahok, akun Facebook mereka sempat diretas hacker.

Setelah itu, pengumpulan KTP mulai lancar. Mereka mampu mencapai target minimal KTP yang dibutuhkan pada Desember 2015. Pada Januari 2016, pertama kalinya Ahok mengundang Teman Ahok untuk makan siang di Balai Kota.

Pada Maret 2016, mereka mengulang pengumpulan KTP dari nol karena polemik nama wakil gubernur. Ketika itu, nama wakil gubernur yang masih kosong dalam formulir menjadi persoalan. Bersamaan dengan itu, satu per satu partai politik mulai memberikan dukungan untuk Ahok.

Dalam proses pengumpulan KTP beberapa kendala juga dialami oleh Teman Ahok. Misalnya saja kasus pengusiran Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris, dua orang pendiri Teman Ahok, dari Singapura, karena diduga akan melakukan kegiatan politik di sana.

Belum lagi tudingan-tudingan yang diluncurkan oleh berbagai pihak kepada Teman Ahok dan juga polemik revisi UU Pilkada yang dinilai tidak menguntungkan calon independen. (Baca: Cerita Ahok Ancam Megawati dan Parpol karena "Teman Ahok")

Dulu dan sekarang

Satu tahun yang lalu, Juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas dulu mengatakan, semua proses ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Mereka juga sempat kesulitan menyadarkan masyarakat bahwa target 1 juta KTP begitu banyak. Namun, semua halangan itu mereka hadapi demi Ahok.

"Makanya menurut saya kalau Pak Ahok maju lewat jalur partai tanpa mempedulikan perjuangan kita, agak keterlaluan juga sih," ujar Amalia ketika itu, Rabu (21/10/2015).

Dulu, Ahok pernah mengatakan akan maju lewat jalur independen jika mereka berhasil mengumpulkan 1 juta KTP. Ahok tidak ingin mengecewakan 1 juta orang yang telah mendukungnya jauh sebelum ada parpol yang ingin mengusung.

Pernyataan itulah yang melegakan Teman Ahok dan membuat mereka bersemangat mengumpulkan KTP. Richard Handris, pendiri Teman Ahok lainnya mengatakan, mereka tidak mau Ahok memiliki utang dengan partai politik di kemudian hari.

Jika Ahok maju lewat jalur independen, kata Richard, kepada masyarakatlah Ahok berutang. Dengan demikian, segala kebijakan yang dibuat nantinya pasti untuk kebaikan warga Jakarta. (Baca: Keraguan Ahok dan Upaya Pembuktian "Teman Ahok" Atas 1 Juta KTP)

Halaman:


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com