JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Mohamad "Ongen" Sangaji memahami PDI-Perjuangan memiliki mekanisme sendiri dalam menentukan cagub dan cawagub. Bisa saja, pilihan akhir PDI-P berbeda dengan sikap yang diambil Partai Hanura dalam mendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama.
Meski demikian, Ongen berharap hubungan antara dua partai ini bisa tetap terjaga.
"Kami di sini sekaligus membangun komunikasi. Toh kalau PDI-P punya pilihan lain, saya harap kemesraan dengan PDI-P tidak cepat berlalu. Saya harap hubungan bisa dijaga," ujar Ongen di Kantor DPD PDI-P DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Senin (1/8/2016).
Tujuan awal pengurus Partai Hanura menemui pengurus DPD PDI-P DKI Jakarta adalah untuk mengajak membentuk koalisi besar dan mendukung Basuki alias Ahok. Jika itu tidak terjadi, Ongen ingin suasana antar partai dalam Pilkada DKI 2017 tetap hangat. Harapannya, agar kader-kader di akar rumput bisa mengikuti sikap pemimpin-pemimpinnya.
"Kami harap tensi di Pilkada nanti, dengan adanya komunikasi yang intensif seperti ini, bisa memberikan warna di masyarakat," ujar Ongen.
"Calonnya mungkin beda, tapi komunikasi antar partai harus tetap dijaga," tambah.
Sebelumnya, Basuki sempat meminta kepada partai pendukungnya untuk melakukan komunikasi politik dengan PDI-P. Sampai saat ini, PDI-P belum memutuskan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung mereka.
Di Jakarta, PDI-P menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung cagub dan cawagub sendiri tanpa berkoalisi. Jumlah kursi yang dimiliki PDI-P di DPRD DKI Jakarta adalah 28 kursi. Perolehan kursi tersebut sudah memenuhi syarat minimal 22 kursi bagi parpol atau gabungan parpol mengajukan pasangan calon kepala daerah mereka. (Baca: Hanura dan PDI-P Gelar Rapat Tertutup di "Markas Banteng")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.