JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berencana meninjau pengelolaan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, pada Kamis (4/8/2016). Menurut Djarot, perlu ada perbaikan dalam pengelolaan sampah di Jakarta.
"Kami tidak ingin tergantung pada pihak ketiga, lebih baik kami olah bentuk sendiri. Karena produksi sampah kami cukup besar," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/8/2016).
TPST Bantargebang sebelumnya dikelola oleh pihak ketiga, atau PT Godang Tua Jaya, dan PT Navigate Organic Energy Indonesia (NOEI). Kini, Dinas Kebersihan DKI Jakarta telah mengambil alih pengelolaan tersebut.
"Kami punya lahan 100 hektare di Bantargebang dan itu akan kami manfaatkan. Kami inginnya (pengolahan) sampah bisa diselesaikan secara bertahap, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, baru kota, jadi ada pengurangan sampah dari sumber," kata Djarot.
Sumber produksi sampah terbesar, lanjut dia, berada di pasar. Sehingga perlu ada mesin pembakar sampah (incenerator) di tiap pasar. Djarot menjelaskan, sebanyak 80 persen sampah di pasar merupakan pasar organik. Sampah-sampah tersebut dapat diolah menggunakan incenerator menjadi pupuk kompos dan lainnya.
"Tahun depan kami sudah ada beberapa unit pengolahan sampah. Cuma ya itu tadi gimana mengurangi volume sampah dari tingkat rumah tangga secara berjenjang," kata mantan Wali Kota Blitar tersebut.