Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Awal Mulanya Pondok Bambu Rawan Tawuran Geng Motor

Kompas.com - 04/08/2016, 13:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyerangan dua warga Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, RS (23) dan ME (20) diduga dilakukan kelompok geng motor. Ternyata menurut warga setempat geng motor ini sudah mulai berulah sebulan belakangan mulai bulan Ramadhan kemarin.

Abdul Karim (45) warga RT 03 RW 04 Pondok Bambu mengatakan, Jalan Pahlawan Revolusi di Pondok Bambu sebelumnya merupakan wilayah aman tawuran.

"Baru sebulan ini jadi rawan, mulainya pas bulan puasa kemarin," kata Abdul, saat ditemui Kompas.com di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (4/8/2016).

Penyebab tawuran biasanya dipicu geng motor yang mencari masalah, saling ejek, lempar batu, petasan dan lainnya. Geng motor itu sendiri belum diketahui pasti berasal dari warga mana. Namun, rata-rata mereka remaja usia tanggung yang konvoi lewat Jalan Pahlawan Revolusi saat larut malam.

Lokasi rawan tawuran biasanya terjadi depan jalan Komplek Perumahan Bea Cukai antara warga Haji Ahmad R di RT 02 dan RT 11 di RW 04 melawan geng motor.

"Biasanya di sana, jadi warga dua RT itu lawannya sama geng motor. Tapi malah sekarang merembet ke sini," ujar Abdul.

Penyerangan terhadap RS dan ME yang terjadi Sabtu (30/7/2016) pukul 01.30 WIB itu kurang dari dua minggu setelah tawuran depan Komplek Bea Cukai. Abdul kebetulan ada di dekat lokasi sedang jaga siskamling saat itu. Ia melihat sekitar 25 motor yang ditunggangi anak remaja saling berboncengan lewat.

Entah apa penyebabnya, hanya beberapa puluh meter dari pos Abdul jaga suasana menjadi kacau. Tawuran mendadak pecah. Botol air keras dilempar jatuh di jalan menimbulkan kepulan asap. Tak lama muncul RS yang datang dengan kondisi berdarah akibat tusukan senjata tajam di punggung.

RS kabarnya jadi korban sasaran geng motor saat membeli pecel ayam di pinggir jalan.

"Dia lari ke tempat kita lagi jaga, katanya kena. Saya lihat punggung sama tangannya itu sudah banyak darah," ujar Abdul.

Ketua RT 03 RW 04 Ismail adalah yang mengantar RS pergi ke sebuah rumah sakit setempat. Tak lama setelahnya, ME datang juga ke rumah sakit yang sama dengan kondisi luka melepuh di wajah, tangan dan kaki akibat siraman air keras.

RS yang terpaksa dirujuk ke RS Budhi Asih untuk penanganan lebih lanjut. Ismail menduga, kelompok geng motor yang menyerang RS sama dengan yang kerap tawuran depan jalan Komplek Bea Cukai.

"Kelihatannya sama," ujar Ismail. (Baca: Setelah Geng Motor Bikin Onar, Warga Pondok Bambu Lebih Waspada)

Kepala Polsek Duren Sawit Komisaris Yudho Huntoro sebelumnya membenarkan mengenai adanya kejadian penyerangan terhadap dua warga Pondok Bambu tersebut. Namun, dirinya menepis kalau perbuatan tersebut dilakukan geng motor.

Polisi menyatakan, korban diserang tiba-tiba. Pasca kejadian itu muncul pesan berantai bahwa kawasan Pondok Bambu mencekam karena geng motor akan mengganggu lagi. Namun, polisi melihat tidak ada potensi aksi balas dendam atau penyerangan seperti yang disebar dalam pesan berantai.

Meski demikian, keamanan di Jalan Pahlawan Revolusi perketat. Dirinya mengimbau masyarakat tidak khawatir beraktivitas. Polisi menyarankan, jika sudah tidak ada aktivitas di saat larut malam warga sebaiknya berada di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com