Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

31 WNA Asal China dan Taiwan yang Ditangkap Polisi Akan Dideportasi

Kompas.com - 05/08/2016, 13:58 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain melakukan penipuan secara online, 31 WNA asal China dan Taiwan yang diamankan pihak kepolisian diduga juga melakukan pelanggaran keimigrasian. Untuk itu, pihak kepolisian berencana akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia.

"Ya memang mereka kami duga melakukan pelanggaran keimigrasian, ya di samping tadi international crime-nya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/8/2016).

Awi mengungkapkan rencananya para WNA tersebut akan dideportasi. Pasalnya, pihak kepolisian dari China maupun Taiwan telah meminta mereka dikembalikan ke negara asal untuk dilakukan peyidikan lebih lanjut.

"Rencana kami akan serahkan ke imigrasi untuk dilakukan deportasi, karena memang Interpol dari Taiwan juga China sudah menunggu juga," ucapnya.

Awi menuturkan, dalam izin tinggal di Indonesia mereka hanya mendapatkan izin sebagai wisatawan. Namun pada kenyataannya mereka melakukan kegiatan ilegal di Indonesia.

"Jadi visanya, visa turis ya visa kunjungan. Namun demikian mereka melakukan kegiatan-kegiatan ilegal begitu," kata Awi. (Baca: Polisi Amankan 31 Warga China dan Taiwan Terkait Penipuan Transnasional)

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengamankan 31 warga negara China dan Taiwan di sebuah rumah dan apartemen di kawasan Jakarta Barat, Kamis (4/8/2016) petang.

Diduga, para WNA tersebut melakukan kejahatan transnasional dengan modus penipuan online.

Adapun TKP pertama bertempat di Perumahan Green Garden blok M3 nomor 25 Jakarta Barat. Dari lokasi tersebut diamankan 18 WNA China yang terdiri dari 12 laki-laki dan 6 pria.

Sementara itu, diamankan juga 10 WNA laki-laki asal Taiwan. Sedangkan TKP kedua di apartemen Taman Anggrek, Jakarta Barat, diamankan 3 WNA asal Taiwan. (Baca: WN China yang Tipu Korbannya Pakai Modus Mengaku sebagai Polisi dan Jaksa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com