Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Enggan Pikirkan PDI-P dan Yakin Partai Pendukungnya Tak Membelot

Kompas.com - 10/08/2016, 08:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tujuh partai politik di wilayah DKI Jakarta berkumpul dan sepakat membentuk "Koalisi Kekeluargaan". Mereka sepakat akan mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang bijaksana untuk menggantikan posisi petahana Basuki Tjahaja Purnama.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta Bambang DH yang juga tergabung dengan Koalisi Kekeluargaan menyebut Basuki atau Ahok belum tentu bisa maju Pilkada DKI Jakarta 2017. Pasalnya, salah satu partai politik pengusung Ahok bisa saja membelot dan bergabung dengan Koalisi Kekeluargaan.

Di sisi lain, peluang Ahok maju melalui jalur perseorangan telah tertutup. Ahok menanggapi santai pernyataan Bambang tersebut.

"Semua manusia juga ada ancaman kok. Kita juga enggak tahu umur kita sampai kapan, semua manusia hidup, ya setiap hari ada masalah, setiap hari pasti ada kemungkinan-kemungkinan," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/8/2016).

Dengan suara lantang, ia menegaskan tidak takut dengan kekuatan yang dibangun oleh tujuh partai politik tersebut. Selain itu, ia mengaku tidak khawatir jika nantinya benar ada partai politik yang membelot ke koalisi besar.

Namun, ia melihat partai pengusungnya, Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar, memiliki niat baik sejak ia berencana maju melalui jalur perseorangan.

"Sebelum kami kumpulin (KTP), mereka (partai politik) sudah kirim orang tungguin kumpulin KTP. Mereka menyatakan mau ngusung atau dukung, niatnya sudah benar," kata Ahok.

Selain itu, faktor kedekatan dengan ketua umum partai pengusung juga membuat Ahok semakin yakin tak ada pembelot.

Satu partai politik saja membelot, Ahok dipastikan tak bisa maju Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebab, syarat partai politik mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur adalah memiliki minimal 22 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sedangkan kursi yang dimiliki partai pengusung Ahok sebanyak 24 kursi di DPRD DKI Jakarta.

"Sama Bang Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem) sudah kenal lama. Pak Wiranto (Ketua Umum Partai Hanura) juga sudah kenal lama sejak dia bikin partai, dan Pak Setnov (Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto) juga bekas ketua fraksi saya di DPR. Kita tahu kan mana orang-orang yang komitmen dan enggak komitmen," kata Ahok.

Pada saat bersamaan, Ahok tak antusias menanggapi kemungkinan diusung oleh PDI-P. Meskipun berulangkali Ahok mengungkapkan kedekatannya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, dukungan tiga partai politik saja sudah mampu membawanya maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Terserah PDI-P lah, aku mah fokus kerja sajalah, enggak usah dipusingin. Kalau dipikirin, mabok tahu enggak? Ngapain dipikirin, Belanda juga masih jauh, pendaftaran (pasangan calon dari parpol) kan masih 19 September," kata Ahok.

Kompas TV Ahok: Bu Risma Mana Mau Jadi Wakil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com