Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permudah Pengurusan Sertifikat, BPHTB di Bawah Rp 2 Miliar Digratiskan

Kompas.com - 11/08/2016, 19:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI membuat kebijakan untuk mempercepat proses sertifikasi tanah-tanah di Jakarta.

Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil mengumumkan pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) untuk lahan dengan nilai jual obyek pajak di bawah Rp 2 miliar.

"Di Jakarta, dengan dukungan Pak Gubernur, akan dibebaskan BPHTB sampai Rp 2 miliar. Tidak harus bayar BPHTB yang selama ini jadi beban masyarakat sehingga tidak mau mengurus sertifikat," ujar Sofyan di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jalan Sisingamaraja, Jakarta Selatan, Kamis (11/8/2016).

Sehingga, kata Sofyan, warga yang belum mengurus sertifikat lahannya hanya membayar biaya sertifikat saja.

"Dengan Rp 300.000 saja BPN akan keluarkan sertifikat," ujar Sofyan.

Sofyan berharap dalam satu tahun ke depan, semua tanah di Jakarta sudah bersertifikat. Kebijakan ini juga didahului dengan program pemetaan tanah di Jakarta. Nantinya, seluruh tanah di Jakarta akan didata.

Sehingga, akan diketahui mana saja tanah yang terlantar atau yang sedang sengketa. Program pemetaan tanah ini bukan hanya dilakukan di Jakarta. Sofyan mengatakan program serupa juga dilakukan di Surabaya dan Batam.

Semua itu disampaikan Sofyan setelah melakukan rapat internal bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Terkait hal ini, Basuki mengatakan kebijakan ini cocok untuk warga yang memiliki pendapatan UMP. (Baca: Ahok Duga Ada Mafia yang Khusus Urus Sertifikat Tanah)

Orang yang pendapatan UMP, kata Basuki, akan sulit membuat sertifikat untuk tanahnya. Hal ini disebabkan BPHTB yang mahal.

"Seolah ada oknum yang mahalin, padahal bayar BPHTB-nya yang mahal. Ya sudah kalau gitu yang nilainya Rp 2 miliar, BPHTB dinolkan saja. Dengan cara ini, orang bergaji UMP juga bisa bayar (sertifikat)," ujar Basuki atau Ahok.

Ahok juga mendukung program pemetaan tanah Jakarta. Dia mengatakan peta tersebut akan dibuat hingga ke tingkat kelurahan. Ahok akan menekan lurah untuk melapor jika ada tanah yang terlantar di wilayah mereka. (Baca: Punya Rumah Di Bawah Rp 1 Miliar, Warga Jakarta Bebas Bayar PBB-P2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com