Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tertabraknya Pesepeda Hendra

Kompas.com - 15/08/2016, 19:00 WIB

Sebuah sepeda yang seluruhnya dicat putih tersandar di sebatang pohon di pemisah jalur cepat dan jalur lambat seberang Apartemen Da Vinci, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (14/8). Di bawah sepeda tertancap beberapa kuntum bunga mawar dan taburan bunga.

Spanduk putih dibentangkan di samping sepeda dengan tulisan: A cyclist was struck here. RIP-Hendra. May God be your partner on your final ride (seorang pengendara sepeda tertabrak di sini. Istirahat dalam damai Hendra. Semoga Tuhan menemanimu dalam perjalanan terakhirmu).

Benda-benda itu menarik perhatian warga yang berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor. Warga yang berlari atau mengayuh sepeda berhenti sejenak untuk mengambil foto dengan ponsel, menaburkan bunga, dan ada juga yang berdoa.

Tempat itu adalah lokasi kecelakaan tragis yang menewaskan Hendra Saputra (64), warga Jalan Sawo Manila, Jakarta Selatan, Sabtu (13/8) sekitar pukul 05.00. Hendra yang melaju di jalur cepat ditabrak mobil hingga meninggal di lokasi. Benturan sangat keras terlihat dari sepeda Hendra yang terbelah menjadi dua.

Informasi dan foto tentang kecelakaan itu menyebar melalui media sosial. Peristiwa itu mengilhami Ride In Peace, yakni bersepeda sambil membawa bunga mulai dari Bundaran Senayan sampai lokasi kecelakaan, kemarin pagi. Aksi ini untuk mengenang Hendra.

Adapun pihak keluarga almarhum yang dihubungi Kompas tak bersedia diwawancarai.

Adi (40), petugas keamanan Apartemen Da Vinci, mengatakan, tidak banyak saksi mata yang melihat langsung kecelakaan itu. "Biasanya, hari Sabtu pagi, jarang ada orang naik sepeda di sekitar sini. Yang menabrak ada dua mobil," ujarnya.

Menurut Kepala Subdirektorat Bina dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto, polisi masih menyelidiki kecelakaan ini dan belum bisa menyimpulkan siapa yang bersalah karena sedang dilakukan pemeriksaan saksi dan mencari rekaman CCTV dari gedung yang berdekatan.

Ketua Umum Komunitas Bike to Work Indonesia Toto Sugito mengungkapkan, dia tak berani naik sepeda di jalur cepat Jalan Jenderal Sudirman kecuali saat macet parah pada pagi atau sore. Hal ini karena bersepeda di jalur cepat sangat berbahaya. "Almarhum naik road bike (sepeda balap) yang kecepatannya tinggi, 30-50 km/jam. Mungkin dia masuk jalur cepat supaya bisa lebih kencang," katanya.

Menurut Toto, peristiwa ini bisa diambil hikmahnya, yaitu pengendara sepeda harus lebih hati-hati dan mendesak pemerintah menyediakan fasilitas untuk pengendara sepeda.

(Wisnu Aji Dewabrata)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Agustus 2016, di halaman 27 dengan judul "Mengenang Tertabraknya Pesepeda Hendra".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com