Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pengguna KRL yang Keberatan dengan Rencana Kenaikan Tarif

Kompas.com - 19/08/2016, 11:10 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tarif kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek naik Rp 1.000 mulai 1 Oktober 2016. Kenaikan tarif itu merupakan penyesuaian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2016 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk melaksanakan kewajiban pelayanan publik.

Pada perjalanan 1-25 km pertama, penumpang akan membayar Rp 3.000. Kemudian, pada 10 km berikutnya dan kelipatan, tarif yang dikenakan sebesar Rp 1.000.

Lalu, bagaimana tanggapan masyarakat yang biasa menggunakan jasa angkutan umum KRL tersebut?

Ellen (22), warga Bogor, mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan tarif tersebut. Sebab, nominal kenaikan tarif masih terjangkau. Dia baru mengetahui kenaikan tarif tersebut melalui spanduk yang dipasang di dalam stasiun.

"Setuju-setuju aja sih. Enggak terlalu melonjak banget soalnya Rp 1.000 doang," ujar Ellen kepada Kompas.com, di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/8/2016).

Warga Bogor lainnya, Pipit (30), mengaku tidak keberatan dengan rencana kenaikan tarif tersebut.  Dia juga sudah mengetahui informasi kenaikan tarif dari pengumuman petugas stasiun melalui pengeras suara.

"Ini baru denger (informasinya), ada pengumuman barusan. Enggak apa-apa sih ya (naik)," kata Pipit.

Warga lainnya yang biasa menggunakan KRL, Niko (51), berharap kenaikan tarif KRL dilakukan mulai 2017. Meski hanya Rp 1.000, kenaikan tarif tersebut ia anggap cukup memengaruhi pengeluarannya karena setiap hari menggunakan KRL.

"Karena posisi saya, income, salary, belum naik juga. Walaupun Rp 1.000 kan lumayan kalau tiap hari," kata Niko.

Sementara itu, keberatan dilontarkan oleh seorang warga bernama Noni (20).

"Gimana ya, ya sedikit merasa terganggu sih karena biasanya tarifnya rendah lumayan, jadi naik," sebut Noni.

Para pengguna KRL memang sudah mengetahui kenaikan tarif tersebut. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) sudah menyosialisasikan kenaikan tarif tersebut dengan memasang spanduk.

Di Stasiun Tebet misalnya, ada dua spanduk pengumuman kenaikan tarif yang dipasang di dalam stasiun. Kedua spanduk tersebut dipasang di pagar peron 1 dan 2, tujuan Bogor dan Jakarta Kota.

Beberapa penumpang yang akan naik maupun baru turun dari KRL, tampak membaca spanduk pengumuman tersebut. Selain itu, kenaikan tarif pun diumumkan petugas stasiun melalui pengeras suara.

Kompas TV 30 KRL Baru Didatangkan dari Jepang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com