DEPOK, KOMPAS.com - Stasiun Depok di Depok, Jawa Barat adalah salah satu stasiun yang masuk dalam kategori stasiun tersibuk dalam layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line. Ada ratusan ribu pengguna KRL commuter line yang setiap harinya berangkat maupun datang melalui stasiun ini.
Dalam pola perjalanan KRL, Stasiun Depok masuk dalam rute perjalanan relasi Bogor. Data dari PT KAI Commuter Jabodetabek (operator KRL) menyebutkan, jumlah pemberangkatan untuk relasi Bogor setiap harinya mencapai 212 pemberangkatan, 41 di antaranya merupakan pemberangkatan awal dari Stasiun Depok.
Stasiun Depok sendiri berlokasi di Jalan RA Kartini, Depok. Namun, lokasinya tidak tepat berada di samping jalan raya. Ada jalan akses masuk sekitar 200 meter yang menjadi penghubung antara stasiun dan Jalan RA Kartini. Lebarnya sekitar 4 meter.
Banyaknya penumpang KRL yang berangkat dari Stasiun Depok menyebabkan jalan akses penghubung ini menjadi sangat padat oleh manusia, baik oleh mereka yang berjalan kaki maupun pengguna sepeda motor yang hendak memarkirkan kendaraannya itu di kantong-kantong parkir yang ada di sekitar stasiun.
Pantauan Kompas.com, kepadatan jalan akses Stasiun Depok kerap terjadi pada kurun waktu pukul 06.00-09.00 WIB (jam berangkat kerja) maupun pukul 18.00-21.00 WIB (jam pulang kerja). Meski sudah padat, ada satu fenomena tak biasa, bahkan cenderung mengganggu yang selalu terjadi di jalan akses Stasiun Depok, yakni adanya lalu lalang mobil, baik yang ingin mengantar maupun menjemput penumpang KRL yang hendak berangkat maupun tiba di Stasiun Depok.
Mobil-mobil itu bisa dipastikan merupakan kendaraan pengantar ataupun penjemput disebabkan Stasiun Depok tak memiliki lahan parkir mobil untuk pengguna KRL yang hendak memarkirkan mobilnya, seperti yang ada di banyak stasiun.
Kondisi jalan akses yang sempit, ditambah dengan kepadatan manusia membuat mobil sebenarnya tak cukup leluasa untuk bergerak. Meski demikian, tetap saja ada pengendara yang memaksakan untuk masuk demi mengantar hingga depan pintu stasiun.
Kompas.com sempat menanyakan beberapa pengguna KRL yang dijemput maupun diantar menggunakan mobil di Stasiun Depok. Yang ditanyakan terkait kenapa mobil yang mereka tumpangi tetap masuk hingga ke depan pintu masuk stasiun, walaupun harus melewati kepadatan manusia di jalan akses.
Malas jalan kaki
Kebanyakan dari mereka memiliki alasan yang sama, yakni keengganan untuk berjalan kaki.
"Malas jalan, terlalu banyak orang," ujar Tuti (43), yang mengaku selalu disopiri oleh anaknya.
Hal serupa juga dilontarkan Ruslan (38). Ia mengaku yang meminta sopir mobil untuk masuk mengantar hingga ke depan pintu stasiun. Alasannya, karena jarak antara jalan raya dan stasiun yang dinilainya jauh.
"Jauh kan itu harus jalan dari depan," ujar pria yang disopiri oleh sopir pribadinya ini.
Sementara itu, Nano (47) mengaku enggan berjalan kaki disebabkan tak kuat dengan polusi udara.
"Asap motor tuh coba lihat," kata dia.
Keberadaan mobil-mobil pengantar maupun penjemput menjadi keluhan sendiri di kalangan penumpang KRL yang berangkat dari Stasiun Depok. Karena keberadaannya kerap kali menyebabkan kemacetan di jalan akses stasiun, apalagi jika ada dua mobil yang bertemu dari arah yang berlawanan.
Kompas.com cukup sering mengamati keluhan warga terhadap adanya mobil pengantar yang lewat di jalan akses Stasiun Depok saat jam-jam padat.
"Kenapa enggak nganter sampai pinggir jalan saja," begitulah kira-kira keluhan yang kerap dilontarkan warga saat ada mobil yang terjebak di tengah kepadatan manusia di jalan akses stasiun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.