Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Ganjar Pranowo dan Djarot dalam Pementasan Ketoprak dan soal Pengkhianatan

Kompas.com - 22/08/2016, 06:57 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sesuatu yang berbeda yang ditampilkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo malam ini. Dua orang kepala daerah yang setiap hari sibuk mengurus wilayahnya masing-masing ini berlakon dalam pementasan ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta, Jalan Pasar Baru, Minggu (21/8/2016).

Saat di atas panggung, dua kepala daerah ini harus melucu. Ada saja sindiran-sindiran tentang kehidupan sehari-hari yang saling dilontarkan keduanya.

"Kamu kalau mau jadi raja yo kayak Djarot ngono loh, ikut pilkada. Ojo malah jual negaramu," ujar Ganjar ketika memerankan Raja Hayam Wuruk kepada salah satu raja yang berkhianat dalam cerita itu.

"Ojo bahas pilgub meneh, pilgub terus to. Aku ki wis pusing," ujar Djarot yang berperan sebagai abdi dalem dalam pementasan itu.

Dalam pertunjukan ketoprak ini, Djarot tampak lihai menari dan berimprovisasi dialog. Dia mengenakan kostum pelayan berwarna coklat. Statusnya yang digadang-gadang sebagai cawagub sering menjadi bahan lelucon oleh pemeran yang lain.

Jessi Carina Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bermain dalam pertunjukan ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta, Minggu (21/8/2016) malam.

Alur ceritanya adalah mengenai Kerajaan Maja Pahit yang menerima serangan dari bangsa Tiongkok. Raja Hayam Wuruk memerintahkan seluruh pasukannya untuk kompak dalam melawan musuh. Namun, ada satu wilayah Nusantara yang pemimpinnya berkhianat.

Pemimpin itu ingin memisahkan diri dari kekuasaan Kerajaan Majapahit dan merdeka. Sehingga, pemimpin itu bisa menjadi raja di wilayahnya sendiri.

Pertunjukan ini berakhir dengan adegan bagaimana Raja Hayam Wuruk bisa mengambil kembali kesetiaan orang yang berkhianat itu. Tak ada alasan dan maksud khusus terkait pemilihan Ganjar sebagai Raja Hayam Wuruk dan Djarot sebagai abdi dalem. Khusus mengenai peran Djarot, ia mengaku ia sendiri yang menginginkan peran tersebut.

"Sebab (kalau jadi tokoh utama) sulit, ngomongnya harus diatur, geraknya harus diatur. Ya sudah jadi abdi masyarakat sajalah," kata Djarot pekan lalu. (Baca: Ketua DPP PDI-P Sebut Ahok Adu Domba Djarot dengan Partainya)

Pementasan ketoprak yang diikuti Djarot dan Ganjar diinisiasi Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.

Kompas TV Ahok Yakin Didukung PDI-P dalam Pilkada DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com