BEKASI, KOMPAS.com - Warga Perumahan Pondok Mitra Lestar (PML), Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, berutang hingga puluhan juta rupiah ke toko material untuk memperbaiki tanggul Kali Bekasi.
Mereka terpaksa melakukan hal itu karena merasa diacuhkan oleh pemerintah yang tidak pernah memperbaiki tanggul di dekat permukimannya.
Pengurus Paguyuban Rukun Tetangga Perumahan PML, Zani menuturkan, warga sudah berupaya mengumpulkan dana sebanyak Rp 17,5 juta. Dana tersebut, kata Zani, dikumpulkan selama satu bulan pada Juli 2016 lalu.
Zani mengatakan, saat proses perbaikan rupanya biaya yang diperlukan mencapai Rp 40 juta. Untungnya, pihak toko material yang menyuplai bahan bangunan berkenan diutang warga. Oleh karena itu, utang warga PML kini ke toko material mencapai Rp 23 juta.
"Kami terpaksa mengambil bahan bangunan karena untuk mempercepat perbaikan tanggul," kata Zani, Selasa (23/8/2016).
Dia mengatakan, besaran uang yang disumbang oleh tiap warga bervariasi, tergantung kemampuannya. Ada yang menyumbang Rp 500.000 per Kepala Keluarga (KK), Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
Namun, dari 450 KK di 15 RT setempat, tidak semua warga yang menyumbang. Mereka yang menyumbang adalah yang menginginkan agar pondasi tanggul tetap kuat.
Zani menjelaskan, panjang tanggul Kali Bekasi yang bersinggungan dengan Perumahan PML mencapai 2 kilometer. Setelah ditelusuri warga, kata dia, setidaknya ada 23 titik tanggul yang mengalami kerusakan seperti jebol, terbelah hingga pondasinya ambles.
Akibat kejadian ini, tambah dia, perumahan PML kerap terendam banjir setinggi 70 cm atau sepinggang orang dewasa. Banjir ini dipicu karena adanya peningkatan debit air di Kali Bekasi.
Soalnya kali tersebut merupakan pertemuan aliran air antara Kali Cileungsi dengan Kali Cikeas.
"Kerusakan tanggul tersebut terjadi akibat abrasi dan benturan aliran Kali Bekasi saat debit air kiriman dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat," katanya.
Dia menjelaskan, teknis perbaikan tanggul difokuskan pada penguatan pondasi dengan cara menggali tanah di bagian bawah tanggul sedalam 40 centimeter. Setelah itu, dipasang tiang penahan tanggul dan dilakukan pengecoran oleh delapan pekerja.
Sayangnya kegiatan perbaikan tanggul secara swadaya yang dimulai pada 20 Juli 2016 itu terpaksa terhenti sejak Sabtu (20/8/2016) lalu karena kekurangan anggaran.
"Kalau dihitung, utang warga PML mencapai Rp 23 juta lebih untuk pembayaran pasir, semen, rangka besi dan limbah beton," ujarnya.
Zani bersama 14 pengurus RT mengaku tengah mengupayakan kembali penggalangan dana tambahan agar pengerjaan tanggul dapat dilanjutkan.