JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, mendatangi ruang transfusi darah penderita thalasemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016). Kedatangan Sandiaga ke ruangan yang dipenuhi puluhan thaller, sebutan untuk penderita thalasemia, sempat membuat ruangan itu menjadi riuh.
Selama lebih dari 30 menit berada di ruangan itu, Sandiaga menjadi pusat perhatian. Ia sempat berkeliling untuk berdialog dengan para thaller.
Philip, salah satu thaller berusia dua tahun sempat kebingungan melihat Sandiaga. Melihat Philip yang tampak kebingunan, Sandiaga langsung menghampirinya.
"Mudah-mudahan cepat sembuh, cepat pulih. Kamu hebat Philip, semangat ya," ujar Sandiaga.
Salah satu orangtua thaller, Diga, meminta Sandiaga meningkatkan jaminan layanan kesehatan warga jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anak Diga, Ade, telah menderita thalasemia sejak berusia dua tahun. Saat ini, Ade berusia tujuh tahun.
"Harapannya untuk Pak Sandi (Sandiaga), pelayanan kesehatan yang sudah baik, terus diperbaiki," ujarnya.
Diga mengatakan, sebelum menjadi peserta BPJS, seluruh pembiayaan perawatan Ade masih harus ditanggung oleh keluarganya. Setiap bulan, Diga harus membawa anaknya untuk transfusi darah di rumah sakit.
"Kalau dulu saya masih umum, habis Rp 30 juta. Tapi Alhamdulillah sekarang pakai BPJS semua di-cover, makanya berharap pelayanan makin baik," ujar Diga.
Pasien lainnya, Indra, mengeluhkan pekerjaan yang sulit didapat karena penyakitnya itu. Indra menceritakan bahwa perusahaan tempat dia bekerja, tak lagi mau mempekerjakananya setelah mengetahui dirinya mengidap thalasemia.
Indra yang sekarang berumur 25 tahun, didiagnosa menderita thalasemia sejak umur satu tahun. Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh kurangnya produksi hemoglobin (sel darah merah) yang diakibatkan terjadinya gangguan dalam proses pembentukan rantai sel darah karena kerusakan gen dalam tubuh. Penyakit ini terdapat di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Dulu kerja, tapi karena kondisi seperti ini, jadi nggak dipekerjakan lagi," ujar Indra.
Sandiaga mengatakan, masih cukup banyak perusahaan yang melakukan perekrutan berpatokan pada kesehatan si pelamar. Menurut Sandiaga, para thaller bisa bekerja di mana saja dan tidak harus selalu bekerja di dalam kantor.
"Dengan terobosan teknologi dan digital, mereka bisa menjadi sales jualan online, e-commerce, developer. Perusahan-perusahaan mind set-nya masih kuno, yang penting selama tidak mengganggu produktifitas ya tidak masalah," ujar Sandiaga.