Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi Gerindra Minta Pemprov DKI Penuhi 3 Syarat Ini Sebelum Gusur Permukiman Rawajati

Kompas.com - 26/08/2016, 20:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta menyatakan, penggusuran permukiman warga di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, boleh dilakukan dengan tiga syarat, yakni tujuan relokasi warga yang dekat dari Rawajati, jaminan anak-anak warga dapat langsung masuk di sekolah yang baru, dan adanya jaminan tempat usaha.

Pernyataan itu dilontarkan anggota Fraksi Gerindra, Syarif, usai menerima kedatangan perwakilan warga Rawajati di Kantor Fraksi Partai Gerindra di Gedung DPRD, Jumat (26/8/2016).

(Baca juga: Bersama Ratna Sarumpaet, Warga Rawajati Deklarasikan Penolakan Penggusuran)

Dalam pertemuan itu, Syarif menyatakan bahwa warga sebenarnya sudah setuju untuk direlokasi asalkan ketiga syarat yang ia sebutkan itu dipenuhi Pemprov DKI.

"Kami mendukung langkah-langkah untuk pemindahan warga, tapi kalau hak-haknya terpenuhi. Sekarang masih belum," kata Syarif.

Ia menyoroti rencana relokasi warga ke Rusun Marunda, Jakarta Utara.

Menurut Syarif, seharusnya warga Rawajati direlokasi ke Rusun Cipinang Besar Selatan atau Rusun Jatinegara yang berada di wilayah Jakarta Timur.

"Yang paling dekat kan Cibesel. Atau kalau mau lebih dekat lagi dibangun rusunawa baru di Jakarta Selatan. Jangan dipindah ke Marunda," ujar Syarif.

Ia menilai Pemprov DKI cenderung kurang sabar dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ingin direlokasi.

(Baca juga: Warga Rawajati Minta Penertiban Ditunda, Wali Kota Sebut Hanya Akal-akalan)

Syarif mempertanyakan tenggat waktu kepada warga yang diberikan hanya sampai 1 September mendatang.

Ada 60-80 kepala keluarga di pinggiran rel kereta api di Rawajati yang rencananya akan direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kadang-kadang pemerintah enggak sabaran. Kalau pemerintah telaten, selesai sebenarnya," ujar Syarif.

Kompas TV Warga Rawajati Bertahan di Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com