Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemilik Mobil tentang Detik-detik Jelang Banjir di Kemang

Kompas.com - 28/08/2016, 16:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan mulai mengguyur kawasan Jakarta Selatan dan sekitarnya, Sabtu (27/8/2016) sore. Sekitar pukul 16.00 WIB, Edi dan keluarga besarnya tengah berkumpul di lantai tiga gedung Colony di Jalan Kemang Raya untuk merayakan hari ulang tahun keponakannya.

Pada hari itu, hujan memang turun cukup lama. Intensitas hujan juga sedang tinggi-tingginya. Hingga mendekati pukul 17.00 WIB, Edi melihat, salah satu titik di Jalan Kemang Raya, tepatnya di depan bangunan Optik Melawai, sudah tergenang air. Genangan itu hanya berjarak lima sampai tujuh meter dari gedung Colony.

"Kondisinya waktu itu, tempat parkir mobil penuh di halaman Colony sini. Lama-lama, yang punya mobil mindahin mobilnya ke tempat lain, sudah takut kebanjiran," kata Edi, Minggu (28/8/2016) sore.

Edi yang datang bersama keluarga besarnya membawa sejumlah mobil yang diparkir terpisah. Ada yang parkir di halaman gedung, ada juga yang diparkir di basement gedung.

Saat orang-orang terus memantau genangan di Jalan Kemang Raya yang terlihat semakin meninggi, beberapa pemilik kendaraan memberi tahu bahwa ada air yang mengalir ke area parkir basement.

Sontak, pemilik kendaraan buru-buru mengeluarkan kendaraannya, termasuk keluarga Edi yang menitipkan tiga mobil di sana.

"Mobil saudara sama mobil saya sudah bisa dikeluarin, tinggal mobil keluarga yang Karimun. Pas mau keluarin, tanggul di sana itu jebol. Enggak sampai lima menit, tempat parkir basement langsung penuh sama air. Karimun-nya enggak ketolong," tutur Edi.

Ketika area basement gedung Colony penuh air, banjir di Jalan Kemang Raya juga semakin tinggi.

Beberapa menit setelahnya, Edi melihat ada mobil bertuliskan "Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jakarta Selatan" tiba di lokasi. Mobil boks tertutup itu membawa pompa di dalamnya dan langsung dioperasikan oleh petugas.

Kedatangan mobil Sudin PU disusul oleh mobil Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan. Menurut Edi, saat sekitar tiga mobil damkar sudah datang, petugas masih membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyalakan mesin pompanya.

"Sayang sekali mesti nunggu sampai satu jam-an begitu. Padahal ada banyak mobil yang datang, harusnya bisa cepat. Mau bagaimana, mereka kan sudah berusaha, kami tidak bisa marah-marah juga," ujar dia.

Edi belum melihat mobilnya lagi sejak saat itu hingga Minggu sore ini. Dia mengaku sudah menanyakan bagaimana bentuk tanggung jawab dari pengelola gedung terhadap apa yang dia alami. Namun, jawaban pertama yang diberikan kepada Edi tidak membuatnya puas.

"Awalnya, orang itu enggak mau tanggung jawab. Dia bilang itu bencana alam. Oke itu bencana alam, tetapi kan saya bayar parkir di situ. Ada karcis parkirnya juga, dan ada asuransinya. Harusnya saya dapat kompensasi. Sampai harus dimarah-marahi dulu sama istri saya, baru mereka bilang mau tanggung jawab," ucap Edi.

Banjir di basement gedung Colony merupakan salah satu yang terparah dari banjir yang terjadi sejak Sabtu kemarin hingga hari ini di Jakarta. Sampai pukul 16.20 WIB, petugas gabungan masih memompa air dari dalam basement dan membuat pengalihan arus lalu lintas guna memperlancar laju arus kendaraan yang cukup padat di lokasi.

(Baca juga: Hujan Turun, Kawasan Kemang Terancam Banjir Lagi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com