Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Begitu Hebatnya Ahok, Mampu Membuat Parpol Mengusungnya meski Bukan Kader

Kompas.com - 28/08/2016, 17:39 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggunakan perhitungan politik untung-rugi.

Ahok dinilai selalu memperhitungkan apa yang dilakukannya. Hal itu diungkapkan Ubedillah dalam diskusi politik bertajuk "Perilaku Politik Ahok Merugikan Jokowi?" di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/8/2016).

"Pendekatan rasional membuat Ahok menunjukkan politiknya dengan perhitungan untung-rugi. Dia membaca keuntungan yang lebih besar yang dia peroleh. Jika melakukan A dan di belakangnya pemilik modal, siapa pun tidak akan berani melawan," ujar Ubedillah.

Dia menilai, politik yang dimainkan Ahok telah menggeser politik kebangsaan menjadi industri politik. Ubedillah menyebut Ahok sangat percaya diri karena dia dapat mengendalikan pemilik modal.

Hal ini dianggap akan mengesampingkan aspirasi rakyat dan merusak tatanan nilai-nilai politik. Selain itu, Ahok yang sering kali menggunakan kekuatan TNI saat menggusur permukiman warga dinilai karena dia memiliki kedekatan dengan kekuatan militer.

"Mengapa Ahok bisa melakukan penggusuran menggunakan TNI, saya merasa Ahok punya akses terhadap kekuatan militer. Selagi Ahok masih dekat dengan pemilik modal dan kekuatan militer, Ahok akan menang," ucap Ubedillah. (Baca: Pengamat: Ahok Memiliki Persoalan Psikologis)

Ubedillah menilai Ahok memiliki kekuatan besar yang mendukungnya. Hal itu juga membuat Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Nasdem mau mengusungnya pada Pilkada DKI 2017, meskipun Ahok bukanlah kader parpol-parpol tersebut.

"Ahok tidak punya parpol. Sebegitu hebatnya Ahok karena mendudukkan tiga partai mengusungnya, apalagi kalau nanti PDI-P dukung. Artinya, pasti ada kekuatan besar di belakang Ahok. Ini yang saya katakan politik sudah menjadi industri," tuturnya.

Kompas TV Ahok Bentuk Posko Pemenangan Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com