JAKARTA, KOMPAS.com - Rian Ernest (29), staf bidang hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengaku pernah berniat menjadi jaksa.
Namun, niat itu diurungkannnya karena ia menilai penghasilan jaksa terlalu kecil.
Menurut Rian, keinginannya menjadi jaksa muncul setelah ia mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
"Pas mau aplly jaksa, kayaknya penghasilan jaksa terlalu minim," ujar Rian saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/9/2016).
(Baca juga: Ini Rian Ernest, Pendamping Ahok dalam Sidang MK yang Hebohkan "Netizen")
Rian menuturkan, niat menjadi jaksa merupakan keinginan kesekian yang pernah muncul dari dirinya.
Sebelumnya, ia mengaku sempat bercita-cita menjadi pastor dan tentara.
"Dulu pas SMP ke SMA pernah mau jadi pastor. Pas SMA ke kuliah mau masuk tentara," ujar pria yang akan menikah pada November nanti ini.
Rian adalah staf Basuki yang selalu mendampingi sang gubernur menjalani sidang uji materi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Gedung Mahkamah Konstitusi.
Rian mulai bekerja sebagai staf pria yang dikenal dengan nama Ahok itu sejak Januari 2015.
Sebelumnya, ia bekerja pada dua firma hukum, yakni Melidarsa & Co pada 2009-2013 dan Hadiputranto Hadinoto & Partner pada 2013-2015.
Meski sempat menganggap gaji jaksa minim, Rian menolak disebut memilih posisi sebagai staf Ahok karena sekadar materi.
Ia mengaku gajinya sebagai staf Ahok lebih kecil ketimbang saat masih bekerja di firma hukum.
Rian beralasan rela meninggalkan pekerjaannya di firma hukum karena Ahok.
(Baca juga: Ahok Ungkap Profil Ryan, Staf Khusus yang Mendampingi Dia di Sidang MK)
Bagi Rian, Ahok merupakan pejabat jujur yang bekerja tulus untuk masyarakat. Selama ini, Rian belum pernah menemukan sosok pejabat yang seperti Ahok.
"Bedanya Ahok dengan sosok lain ya mungkin karena dia benar, hal-hal yang kita sajikan di beliau itu lebih bermanfaat," kata Rian.
"Kalau kita riset, dikasih ke beliau, kalau pejabat lain kompromi sama korupsi, akhirnya enggak dipakai. Tapi Pak Ahok ini sepanjang yang kami bantu sesuai fakta, ilmiah, Pak Ahok itu mendengarkan. Jadi kita ada kepuasaan," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.