Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jessica Merasa Tertekan dan Menahan Tangis...

Kompas.com - 02/09/2016, 10:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan suara sedikit berat, Jessica Kumala Wongso memberanikan berbicara usai mendengarkan kesaksian dari Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia, Profesor Ronny R Nitibaskara, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).

Nada Jessica terdengar seperti suara seseorang yang menahan tangis. Dari raut wajah, Jessica tampak menahan kesedihan. Ia berusaha agar air matanya tidak tumpah. Jessica mulai memberanikan bicara setelah diperkenakan Ketua Majelis Hakim Kisworo untuk menanggapi Ronny bila merasa keberatan.

"Satu aja yang mulia, mengenai saya tidak tertekan, itu tidak benar. Bagaimana mungkin, sampai detik ini saya tertekan sangat berat," kata Jessica.

Menurut Ronny, Jessica tidak tertekan saat diperiksa dan ditanya tentang Mirna. Perilaku Jessica tidak seperti orang tertekan, ia tidak mengibas rambut dan menekan bibir. Bukan hanya mengaku tertekan, Jessica juga tidak membenarkan semua keterangan Ronny.

"Pendapatnya banyak yang tidak benar, bohong semuanya," kata Jessica. (Baca: Jessica: Sampai Detik Ini Saya Tertekan Sangat Berat)

Kesaksian Ronny

Dalam kesaksian Ronny pada Kamis kemarin, ia banyak membeberkan sifat dari Jessica. Penilaian Ronny dilakukan lewat beberapa metode. Misalnya, soal mata Jessica tak berbinar. Menurut Ronny, dari mata itu tergambar bahwa ada kesedihan di masa lalu Jessica yang dirasakan terus-menerus.

Dari mata Jessica juga tampak bahwa ia menyimpan ketidaksukaan dengan seseorang. Ketidaksukaan itu berujung pada dendam yang terpendam dan harus dituntaskan. Namun, Ronny tidak menjelaskan dendam dari Jessica.

Tak hanya itu, dari sisi personalitas, Jessica dikategorikan ke dalam emotional unstable personality. Kategori itu memiliki beberapa ciri terentu.

Adapun ciri itu seperti perasaan mudah berubah, memanfaatkan orang lain dan tidak ingat kebaikan orang lain. Bahkan, kata Ronny, tipe seseorang yang memiliki kepribadian tersebut bisa membunuh orang lain jika tidak dapat memiliki seseorang yang diinginkan.

Ronny juga menilai Jessica senang kerapihan, cerewet, dan teliti. Selain itu, Jessica juga keras kepala dan memiliki keinginan kuat. Tak sedikit Jessica memiliki dorongan untuk berencana menyakiti seseorang.

"Kalau tidak menyakiti orang lain, menyakiti diri sendiri," kata Ronny. (Baca: "Nasib Jessica Tergantung Saksi, Jangan Dianggap Enteng")

Wayan Mirna Salihin meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. Jaksa penuntut umum memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica, yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kompas TV Jessica Menangis di Tengah Persidangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com