Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli dari Pihak Jessica Akan Menguji Keterangan Saksi dari Penuntut Umum

Kompas.com - 05/09/2016, 09:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, kuasa hukum Jessica Kumala Wongso akan menghadirkan saksi-saksi yang meringankan kliennya. Kehadiran saksi-saksi tersebut untuk menguji keterangan dari saksi-saksi jaksa penuntut umum yang sudah memberi keterangan di pengadilan.

Live streaming sidang: https://youtu.be/-bB9N4GKnOI 

"Ahlinya ada dua, ahli toksikologi dan patologi. Ahli toksikologi akan menjelaskan keterangan ahli yang sudah dimintai keterangannya pada sidang lalu. Nanti akan di-counter, benar enggak kalau 0,2 miligram per liter sianida di lambung itu bisa mematikan seseorang," kata kuasa hukum Jessica, Hidayat Bostam, kepada wartawan, Minggu (4/9/2016) malam.

Menurut Hidayat, sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan digelar pada pukul 14.00 WIB.

Secara garis besar, kata Hidayat, akan ada belasan saksi meringankan yang dihadirkan selama enam kali persidangan, termasuk dengan sidang pada hari ini.

Salah satu saksi yang sedang diupayakan pihak Jessica untuk bisa hadir adalah Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia, Hartanto Sukmono. Sebelumnya, Hartanto adalah saksi yang rencananya dihadirkan oleh jaksa penuntut umum, namun Hartanto tak kunjung bersaksi.

Kesaksian Hartanto dianggap penting oleh pihak Jessica karena dia berada di kafe Olivier dan duduk tidak jauh dari tempat Jessica menunggu Mirna dan Hanie. Hartanto disebut telah diperiksa penyidik dan keterangannya ada dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan).

Salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, menyebutkan Hartanto menerangkan bahwa Jessica terlihat sibuk memainkan ponselnya sembari menunggu kedua temannya datang.

Jika hal itu benar, maka kesaksian Hartanto berbeda dengan keterangan yang disampaikan saksi ahli digital forensik pada sidang sebelumnya, di mana dia menerangkan saat di kafe Olivier, Jessica memegang tas dan gelas es kopi vietnam.

Kompas TV Pengacara Jessica: Tidak Boleh hanya Berdasarkan Ahli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com