JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa ratusan orang di depan kantor DPP PDI Perjuangan, menolak petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berlangsung selama satu jam. Aksi tersebut akhirnya bubar dengan tertib.
Pantauan Kompas.com, Rabu (7/9/2016) siang, massa yang sebelumnya berjalan dari Tugu Proklamasi sekitar pukup 13.00, menyudahi aksinya pada pukul 14.00. Jumlah yang ikut serta sekitar ratusan, namun para koordinator aksi mengklaim hingga 1.800 orang.
Massa yang berasal dari berbagai elemen organisasi masyarakat, LSM, termasuk korban gusuran seperti dari Pademangan, Tanah Merah, Manggarai, Kembangan, termasuk para pengendara delman yang digusur dari Monas, diklaim ikut bergabung dalam aksi ini.
Salah satu koordinator aksi dari Sekjen Forum Tanah Merah Bersatu, Purwanto mengatakan, pihaknya masih akan melanjutkan aksi ke depannya.
"Ini baru langkah awal, kita akan menekan PDI-P terus dan terlibat percaturan politik di DKI, supaya gubernur DKI tetap yang berpihak ke rakyat," ujar Purwanto, di lokasi aksi, Rabu jelang sore.
Warga mengutus 13 orang perwakilannya ke dalam kantor DPP PDI-P. Setelah mendapat respons dari politisi PDI-P, Hamka Haq, massa akhirnya membubarkan diri.
Jalan Diponegoro depan DPP PDI-P yang sebelumnya ditutup akibat adanya aksi tersebut dibuka kembali. Sempat terjadi kemacetan karena ada pengalihan arus dari arah Tugu Proklamasi ke arah Stasiun Cikini.
Para pengunjung rasa yang duduk di trotoar dan menyeberang di lokasi aksi sempat membuat kendaraan dari arah Kuningan-Menteng tersendat. Namun, sekitar pukul 14.20, ruas Jalan Diponegoro depan DPP PDI-P akhirnya steril dan sudah bisa dilintasi kendaraan.
Aksi unjuk rasa dengan tuntutan meminta PDI-P tidak memberi rekomendasi Ahok sebagai Cagub DKI itu mendapat pengawalan ketat ratusan polisi.