Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Binsar: Di Meja Saya Ada Gambar soal Kemerahan di Wajah Mirna...

Kompas.com - 07/09/2016, 21:48 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ahli patologi forensik dari Universitas Indonesia, Djaja Surya Atmadja, menjelaskan salah satu ciri khas orang yang keracunan sianida adalah adanya lebam mayat dan warna kulit yang kemerahan.

Ciri tersebut tidak ditemukan pada Wayan Mirna Salihin karena kondisi tubuh Mirna berwarna kebiruan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter forensik, Slamet Purnomo.

Mendengar penjelasan Djaja, anggota majelis hakim Binsar Gultom menyatakan wajah Mirna kemerahan. Dia melihat warna kemerahan tersebut dari gambar wajah Mirna yang berada di meja majelis hakim.

"Ini merah di meja saya, wajahnya Mirna," kata Binsar.

Salah satu kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, pun langsung menginterupsi ucapan Binsar. "Interupsi, Yang Mulia. Itu tadi Bapak Mirna (Darmawan Salihin) naruh di meja sebelah sidang. Itu bukan bukti yang sah. Yang sah adalah berita acara pemeriksaan dr Slamet," kata Yudi.

Mendengar interupsi Yudi, Darmawan yang duduk di kursi pengunjung langsung berdiri.

"Heh Yudi," sebut Darmawan sambil menunjuk Yudi. Namun, Yudi tampak tidak memperhatikan Darmawan.

"Oh ya sudah ini tidak akan saya kaitkan dengan persidangan," kata Binsar tak mengetahui dari mana asal gambar tersebut.

Tak berapa lama kemudian, Darmawan tampak keluar dari ruang sidang. Sebelum persidangan hari ini berlangsung, Darmawan memang terlihat menghampiri meja majelis hakim dan jaksa penuntut umum (JPU).

Darmawan tampak membawa beberapa lembar foto yang dilapisi map transparan. Dia langsung meletakkan dua lembar foto ke meja JPU. Setelah itu, Darmawan menghampiri meja majelis hakim.

Dia meletakkan dua lembar foto di tiap-tiap meja hakim saat majelis hakim belum masuk ke dalam ruang sidang.

Kepada wartawan di luar ruang sidang, Darmawan memperlihatkan foto yang dia berikan kepada jaksa penuntut umum dan hakim. Jumlahnya dua foto.

Foto pertama menunjukkan wajah Mirna ketika baru saja meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo. Foto kedua menunjukkan wajah Mirna sesaat setelah dimandikan di Rumah Duka Dharmais. (Baca: Darmawan Perlihatkan Foto Saat Jenazah Mirna Keluarkan Bercak Merah)

Darmawan membandingkan kedua foto tersebut. Ketika Mirna baru saja meninggal, wajahnya masih putih dan tidak ada perubahan. Perubahan baru tampak beberapa hari setelahnya ketika Mirna sudah disemayamkan di rumah duka.

Menurut dia, bukti foto tersebut mendukung pernyataan bahwa Mirna meninggal karena keracunan sianida, yakni warna kulit kemerahan. Hingga pukul 21.10 WIB, sidang kasus kematian Mirna masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kompas TV Tanpa Otopsi, Penyebab Kematian Mirna Tak Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com