Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Senyum Anak Berkebutuhan Khusus di Wisma Yayasan Bhakti Luhur

Kompas.com - 08/09/2016, 17:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Mukti berlari kecil dari dalam sebuah rumah di Perumahan Sinar Pamulang Permai, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (8/9/2016). Sambil tersenyum, pria berusia 20 tahun itu beranjak keluar sambil menghampiri Kompas.com yang baru saja memarkirkan kendaraan di dekat sana.

"Kakak, silakan masuk," kata Mukti seraya mengantar ke dalam rumah tempat dia keluar barusan.

Mukti adalah satu dari 50 lebih anak berkebutuhan khusus yang tinggal di Wisma Yayasan Bhakti Luhur. Yayasan itu merupakan sebuah yayasan swasta yang dicetuskan oleh Romo P Janssen CM dan dikelola oleh para suster dari Susteran ALMA (Asosiasi Lembaga Misionaris Awam) asal Malang, Jawa Timur.

Yayasan Bhakti Luhur bergerak di bidang sosial, dengan fokus menangani dan melayani anak-anak berkebutuhan khusus, baik secara fisik maupun mental. Ketika masuk ke dalam, beberapa perempuan yang biasa dipanggil suster baru saja mengecek kamar tempat anak-anak tidur siang.

Usai jam sekolah pukul 12.00 WIB, anak-anak di sana memang dijadwalkan istirahat di kamarnya hingga menjelang sore sebelum mengerjakan PR dan tugas dari sekolah.

"Pas anak-anak tidur siang, kami biasanya ikut temani mereka di dalam kamar. Ada juga yang jaga di ruang tamu, soalnya pada di kamar, enggak ada orang di depan sini," tutur salah satu suster, Sarida (22).

Dia menceritakan, ada 51 anak berkebutuhan khusus yang tinggal di sana dan dirawat oleh suster setiap hari. Dari 51 anak, ada belasan perempuan dan puluhan laki-laki. Mereka ditempatkan di rumah yang berbeda, perempuan di asrama putri dan laki-laki di asrama putra.

"Dipisah tempatnya. Tempat ini sebenarnya juga pinjaman dari donatur, bukan punya yayasan," ujar Sarida.

Setiap anak juga memiliki kisahnya sendiri, mengapa mereka bisa sampai tiba di sana. Sarida mengenang, selama hampir empat tahun mengabdi, dia melihat sebagian besar anak berkebutuhan khusus ada yang dititipkan oleh orangtuanya hingga dibawa oleh orang dari jalanan.

"Anak yang masuk ke sini rata-rata umur belasan tahun. Ada yang dari keluarga memang dibawa ke sini, ada dari romo, ada juga orangtua yang antar tetapi mereka hilangkan jejak, enggak kontak kami atau anaknya lagi. Kebanyakan memang dari kalangan miskin dan telantar," ucap Sarida.

Permasalahan yang anak-anak alami pun beragam. Ada di antara mereka yang mengidap autis, hiperaktif, hingga tuna ganda (berkebutuhan khusus berat disertai dengan gangguan fisik dan mental).

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi para suster yang setiap hari menjaga dan merawat anak berkebutuhan khusus.

"Susah-susah gampang, ya. Jaga anak yang normal saja tidak mudah. Ada yang enggak bisa diatur, ada yang dikasih tahu susah. Ada juga yang enggak bisa, maaf, buang air, jadi kami bantu. Namun, mereka setiap hari latihan, banyak yang akhirnya bisa, pelan-pelan belajar buang air yang benar, belajar makan sendiri," sebut Sarida.

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Sejumlah anak binaan di Yayasan Bhakti Luhur di Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (8/9/2016). Yayasan ini bergerak di bidang sosial yang menangani dan melayani anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), baik fisik maupun mental.

Hingga saat ini, cukup banyak anak berkebutuhan khusus di Yayasan Bhakti Luhur yang hidupnya semakin membaik. Setiap Senin sampai Jumat, mereka semua berangkat ke sekolah luar biasa (SLB) yang masih merupakan cabang dari Yayasan Bhakti Luhur di daerah Ciputat.

Di sekolah, anak-anak tidak hanya belajar. Mereka turut menjalani terapi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Tak jarang, latihan atau terapi dilanjutkan di wisma dengan bantuan para suster.

"Sudah ada tiga anak yang kerja, mengemas produk keripik rumahan. Walaupun sederhana, itu kemajuan besar buat mereka," kata dia.

Wisma Yayasan Bhakti Luhur terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke sana. Selain di Pamulang, Yayasan Bhakti Luhur memiliki wisma di tempat lain yang sama-sama melayani anak berkebutuhan khusus, yaitu di Lebak Bulus (Jakarta Selatan), Ciputat (Tangerang Selatan), Pondok Cabe (Tangerang Selatan), Citra Raya (Kabupaten Tangerang), dan Cilincing (Jakarta Utara).

Kompas TV Semangat Pendiri PAUD Anak Berkebutuhan Khusus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com