JAKARTA, KOMPAS.com - Figur seorang calon wakil gubernur dinilai berpengaruh dalam mendulang suara pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Lembaga survei, Poltracking Indonesia, melakukan simulasi yang menguji elektabilitas bakal calon gubernur jika dipasangkan dengan bakal calon wakil gubernur yang berbeda-beda.
Pengujian pertama dilakukan dengan head to head antara pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Yusril Ihza Mahendra-Sandiaga Uno.
(Baca juga: Survei Poltracking: Risma Bakal Jadi Lawan Berat Ahok)
Hasilnya, pasangan Ahok-Djarot unggul dengan persentase 44,6 persen, sedangkan Yusril-Sandiaga meraih 28,5 persen.
Simulasi selanjutnya dilakukan dengan memasang Sekretaris Daerah DKI Saefullah sebagai calon wakil gubernur Sandiaga.
Jika dihadapkan dengan Ahok-Djarot, pasangan Sandiaga-Saefullah meraih elektabilitas 27,2 persen.
Sementara itu, pasangan petahana elektabilitasnya lebih tinggi, yakni 41.5 persen.
Namun, situasi berbeda terjadi ketika Ahok-Djarot melawan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, yang dipasangkan dengan Sandiaga.
Selisih sangat tipis didapatkan saat head to head dilakukan. Pasangan Ahok-Djarot mendapatkan elektabilitas 37,9 persen dan Anies-Sandiaga sebesar 36,4 persen.
(Baca juga: Akankah Anies Baswedan Jadi Cagub DKI dari Partai Demokrat? )
Sementara itu, Ahok akan kalah dengan pasangan Tri Rismaharini-Sandiaga apabila ia berpasangan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Responden yang memilih Risma-Sandiaga sebanyak 38,2 persen, sedangkan elektabilitas Ahok-Heru sebesar 36,9 persen.
Begitu juga saat Risma disandingkan dengan Anies untuk melawan Ahok-Heru.
Lagi-lagi, pasangan Ahok-Heru kalah dengan elektabilitas sebesar 35,6 persen, sedangkan pasangan Risma-Anies dipilih sebanyak 37,9 persen responden.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyampaikan, berdasarkan hasil suvei itu, Ahok bisa dikalahkan jika berhadapan dengan Risma-Sandiaga, Risma-Anies atau Anies-Sandiaga.
Hanta juga mengatakan, figur Djarot sangat penting untuk memenangkan Ahok jika nantinya kembali diusung oleh PDI-P.