Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Produksi "Bebiluck" Dihentikan Sementara oleh BPOM karena Masalah Izin

Kompas.com - 16/09/2016, 20:46 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kegiatan PT Hassana Boga Sejahtera yang memproduksi penganan untuk bayi, Bebiluck, di kawasan industri Taman Tekno, Tangerang Selatan, dihentikan sementara oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten mulai Kamis (15/9/2016) kemarin.

Dalam inspeksi mendadak kemarin, BPOM mendapati produk Bebiluck belum memiliki izin produksi dan izin edar.

"Pabriknya sementara kami segel dan produksinya kami hentikan dulu sampai pemeriksaan lebih lanjut," kata penyidik BPOM Banten, Shinta, kepada Kompas.com, Jumat.

Shinta menjelaskan, produk Bebiluck sudah lama diawasi oleh BPOM, yaitu sejak awal tahun 2015. Dia mengungkapkan, tidak ada masalah dengan konsep Bebiluck.

Namun yang membuat produksi dihentikan sementara lebih karena izin yang belum lengkap.

"Saya belum bisa bicara lebih lanjut soal yang lainnya, apa ada bahan berbahaya atau tidak. Tetapi prinsipnya, BPOM menjalankan tugasnya dan mengimbau masyarakat tidak perlu resah. Semua produk Bebiluck di pabrik juga sudah kami sita untuk diperiksa," kata Shinta.

Secara terpisah, pemilik Bebiluck, Lutfiel Hakim, membenarkan bahwa pabriknya yang disegel BPOM Banten. Dia mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak BPOM untuk mencari jalan keluar terkait masalah perizinan tersebut.

"Kami ini dulu berawal dari UKM (Usaha Kecil Menengah), mulai merintis tahun 2009. Produksinya ada di kampung-kampung. Supaya bisa dapat izin, enggak boleh produksi di tempat yang bukan kawasan industri. Makanya kami pindah ke Taman Tekno ini awal tahun 2016," kata Lutfiel.

Setelah pindah ke kawasan industri Taman Tekno, pihaknya harus melakukan banyak penyesuaian. Mulai dari hal sederhana, seperti cash flow yang naik berkali-kali lipat, hingga urusan perizinan yang meliputi pembuatan PT hingga amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).

Proses penyesuaian berjalan hingga Izin Usaha Industri (IUI) dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan keluar pada 24 Agustus 2016.

Lutfiel baru bisa mengajukan izin produksi dan izin edar dari BPOM Banten jika sudah mengantongi izin dari BP2T, salah satunya IUI yang sudah didapat tadi.

"Semua izin yang diperlukan itu sudah kami kantongi 9 September 2016. Hari Seninnya, tanggal 12, kami ajukan izin ke BPOM Banten. Tapi, enggak keluar izinnya. Selasa besoknya kami ajukan lagi, enggak keluar juga. Saya bingung kenapa begitu. Lalu, sampai ada sidak dari BPOM kemarin, saya belum pegang izinnya," ucap Lutfiel.

Menurut Lutfiel, pihaknya terbuka dengan kedatangan BPOM. Dia pun mematuhi semua arahan dari BPOM dan akan kembali beroperasi setelah mengantongi izin lengkap, termasuk dari BPOM Banten.

Lutfiel juga menjelaskan, usahanya bukan usaha ilegal. Pihaknya turut menekankan bahwa produk Bebiluck tidak berbahaya sama sekali. Hal itu didukung dengan adanya hasil uji lab dari TÜV NORD Indonesia (laboratorium pengujian asal Jerman) dan sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

"Izin ke BPOM juga sudah dalam proses. Kalau lancar, pekan depan sudah bisa keluar," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com