Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Kalau PDI-P Sampai Dukung Ahok, Saya Bingung

Kompas.com - 17/09/2016, 14:01 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli, yang berniat maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta mengaku bingung kalau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memilih mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Menurut Rizal, kebijakan Ahok berbeda ideologi dengan partai banteng bermoncong putih tersebut.

"Ideloginya Ahok jelas bukan marhaenisme, jadi kalau sampai PDI-P dukung Ahok, saya juga bingung, ini ideologi Bung Karno kok terjemahannya Ahok," kata Rizal Ramli dalam diskusi Radio Sindo Trijaya Network, dengan tema "Sinema Politik Pilkada DKI" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2016).

Di mata Rizal, Ahok terkesan berpihak kepada pemilik modal ketimbang rakyat.

"Termasuk soal keadilan bagaikan golok, ke atas tumpul, kalau ke bawah tegas, tajam banget," ujar Rizal.

Pelibatan aparat untuk kegiatan penggusuran, menurut dia, juga tidak tepat. Ahok dinilainya memunculkan pola Orde Baru. Seharusnya, Ahok menyiapkan tempat yang layak sebelum menggusur.

"Contoh bagus saat bangun Istora Senayan, ribuan penduduk dipindahkan diajak dialog, sekarang dipindahkan ke Tebet. Nah, saudara Ahok enggak ada (begitu)," ujar Rizal.

Bahkan, lanjutnya, saat mau maju lagi sebagai gubernur, Rizal menyatakan Ahok masih sempat mengumumkan akan menggusur 351 titik lagi di DKI.

"Kalau logika wajar mau jadi calon berhenti dulu, kek. Sebetulnya dia cerdas, lihai, dia kirim message ke pengembang, saya ini gubernurnya pengembang, nyumbang dong untuk kemenangan pemilu," tuding Rizal.

Dia juga menyindir cara Ahok menarik dana dari kewajiban pengembang, yang dinilai melanggar aturan.

"Karena kalau ada swasta nyumbang harus masuk dulu APBD, dibahas oleh DPR, diputuskan. Tidak boleh gubernur langsung nunjuk, untuk ini, untuk itu," ujar Rizal.

(Baca juga: Rizal Ramli: Maaf Pak Ahok, Anda "On The Way Down"...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com