Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Lakukan "Coklit" Daftar Pemilih, Ini Tanggapan KPU DKI

Kompas.com - 19/09/2016, 16:27 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
DPD Partai Gerindra DKI Jakarta melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Kegiatan itu didasari ketidakpercayaan Gerindra terhadap besarnya selisih jumlah daftar pemilih dari KPU Provinsi DKI Jakarta.

Proses coklit merupakan tugas KPU untuk menghasilkan daftar pemilih akurat dan berkualitas. Lantas, apa tanggapan KPU DKI mengenai proses coklit yang dilakukan DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta?

"Mereka mau coklit, masuk ke masyarakat namanya apa? DP4 itu kan dimiliki KPU dan Bawaslu dapat salinannya. Gak tau mereka dari mana," kata Komisioner KPU DKI Jakarta, Bety Epsilon Idroos, kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Bety menjelaskan data yang dicoklit berasal dari sinkronisasi data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) dan daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres 2014. Dari sinkronisasi tersebut dihasilkan data berjumlah 8,2 juta pemilih.

Pemilik data tersebut hanya KPU DKI Jakarta dan salinannya diberikan kepada Bawaslu. Bety mengungkapkan, pihaknya hanya mengetahui bila Gerindra berencana ikut mendampingi petugas coklit.

Namun, hingga kini belum ada surat permintaan untuk mengetahui mekanisme dan jadwal coklit. Pasalnya, untuk menemani petugas coklit, maka harus mengetahui mekanisme dan jadwalnya.

"Gak tau ya kalau mereka langsung ke KPU Kabupaten/Kota, tapi kalau ke provinsi gak ada," kata Bety.

(Baca: Curiga Data Pemilih Tak Akurat, Gerindra Lakukan "Coklit" untuk Pilkada DKI)

DPD Partai Gerindra DKI Jakarta sebelumnya mengajak seluruh kader hingga pengurus ranting di seluruh wilayah DKI Jakarta melakukan coklit sejumlah data pemilih untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Coklit dilakukan atas dasar kecurigaan Gerindra terhadap selisih jumlah data penduduk wajib KTP dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta dengan DP4 dan DPT dari KPU DKI Jakarta.

Dalam rapat antara KPU DKI Jakarta dan Komisi A DPRD DKI Jakarta, Selasa (6/9/2016) lalu, ditemukan perbedaan dalam DP4 pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dari analisa DP4 yang dimiliki KPU DKI Jakarta berjumlah 8.243.651 pemilih.

Sementara itu, data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta menyebutkan wajib KTP berjumlah 7.389.470 pemilih per September 2016. Kedua data itu bersumber dari Direktorat Jenderal Dukcapil Kemendagri.

Kompas TV KPU Sosialisasikan Pilkada DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com