Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Duga Ada Unsur Kesengajaan pada Kejadian Atlet DKI yang Dipukul Stik Hoki

Kompas.com - 27/09/2016, 12:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjenguk Dadan Mochammad Ramdhani, atlet hoki kontingen DKI Jakarta, di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/9/2016). Dadan dipukul kepalanya dengan stik oleh atlet asal Papua Barat saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, Jawa Barat.

Djarot menjenguk Dadan bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan Ketua KONI DKI Jakarta Raja Sapta Ervian.

Awak media tidak boleh meliput hingga ke ruang perawatan Dadan. Setelah sekitar 15 menit menjenguk, Djarot menyebut ada unsur kesengajaan yang dilakukan atlet Papua Barat.

"Dadan ini posisinya di center back dan dia sampaikan bahwa ketika dia dipukul, tidak ada bola dan tidak ada perebutan bola. Ini memang sengaja dipukul dari belakang oleh atlet saudara kita dari Papua Barat, maka (Dadan) langsung jatuh pingsan," kata Djarot.

Djarot mengimbau kepada Persatuan Hoki Seluruh Indonesia (PHSI) untuk memberi sanksi tegas kepada atlet Papua Barat yang terbukti memukul Dadan. Sanksi terberatnya adalah diskualifikasi.

"Sehingga betul-betul atlet kita tuh dididik bermain fair atau fair play," kata Djarot.

Saat ini, lanjut dia, Dadan harus dirawat secara intensif di RS Borromeus. Dokter dari KONI DKI juga terus mendampingi Dadan. Jika sudah diperbolehkan pulang, Djarot mengimbau Dadan untuk tidak bermain hoki terlebih dahulu.

"Dia istirahat dulu di hotel, dikasih motivasi sama teman-temannya. Baru setelah itu kami akan jemput pulang ke Jakarta," kata Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com