JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Riset Indonesia Toto Sugiarto menyatakan, sisi kepribadian calon gubernur DKI menjadi kriteria yang paling disoroti masyarakat dibandingkan soal kinerja mereka.
Hal itu diperoleh berdasarkan hasil riset pihaknya dengan penelitian terhadap pemberitaan di media online sejak Januari 2016. Pada riset itu, pihaknya membagi dua dimensi kriteria calon gubernur pilihan menjadi dua, yakni dari sisi kepribadian dan kinerja.
Dari riset itu, Toto mengatakan, sebanyak 76 persen publik paling sering menyoroti kriteria calon gubernur DKI 2017 berdasarkan kepribadian, dan sisanya 24 persen menyoroti berdasarkan kinerja.
"Kami cari data (berita), yang sering muncul ternyata dalam kategori kepribadian. Rupanya pilihan publik berdasarkan hal kepribadian itu," kata Toto, dalam launching riset bertema "Menuju DKI 2017: Kriteria Gubernur Pilihan Rakyat", di Kedai Kopi Deli, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).
Pada dimensi kepribadian, ada sembilan kriteria calon gubernur. Sosok calon pro-rakyat ada di urutan pertama sebanyak 30,77 persen, posisi kedua kriteria bersih 15,38 persen, santun 11,54 persen, membangun dengan manusiawi 5,77 persen, tegas 5,77 persen, peduli pendidikan 3,85 persen, pengalaman dalam pemerintahan 3,85 persen, kepemimpinan demokratis/tidak diktator 3,85 persen, dan lainnya 19,23 persen.
"Lebih dari 30 persen menggambarkan keinginan publik akan adanya pemimpin yang pro-rakyat. Perilaku ini yang jadi preferensi pilihan," ujar Toto.
Namun, Toto menjelaskan, bukan berarti kriteria dengan kepribadian unggul lantas menjadi penentu calon yang bakal menang. Dimensi kepribadian menjadi unggul karena paling banyak diwacanakan publik di media massa.
"Berita ternyata lebih banyak bernada kepribadian dibanding kinerja. Itu bisa dilihat di ruang publik, wacana kepribadian lebih banyak muncul. Namun, itu bukan menentukan pemenangan," ujar Toto.
Sementara itu, dari dimensi kinerja, ada empat kriteria calon. Calon yang mampu melakukan perbaikan ekonomi paling sering muncul sebanyak 50 persen, mampu mengatasi permasalahan publik 25 persen, bekerja keras/kerja serius untuk rakyat 18,75 persen, mampu menyelesaikan masalah keamanan 6,25 persen.
Toto menyatakan, tujuan riset tersebut untuk mengetahui bagaimana kriteria gubernur pilihan rakyat.
"Rakyat ingin pemimpin DKI seperti apa ke depan bisa dilihat dari segi kriteria yang beredar di ruang publik (media). Semakin banyak dibicarakan (muncul), kriteria tersebut semakin penting," ujar Toto. (Baca: Foto "Selfie" dan Harapan Kerukunan Saat Pilkada DKI 2017)
Launching riset tersebut dihadiri peneliti senior LIPI bidang politik, Profesor Syamsuddin Haris, dan analis hukum dari Kode Inisiatif, Veri Junaidi. Politisi Golkar Yorrys Raweyai diundang dalam riset tersebut. Namun, hingga akhir, yang bersangkutan tidak datang.