TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Erwin Situmorang menilai, belum ada perubahan signifikan pada modus dan negara asal penyelundupan narkoba ke Indonesia.
Ia membandingkan kondisi saat ini dengan setahun lalu terkait pengungkapan penyelundupan narkoba ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta.
"Sampai sekarang sih, dari pantauan kami, belum ada modus baru. Negara asal penyelundupan juga masih sama, terbanyak dari Malaysia dan China," kata Erwin kepada pewarta di kantornya, Selasa (4/10/2016).
(Baca juga: TKI Jadi Sasaran Sindikat Internasional Selundupkan Narkoba ke Indonesia, Ini Modusnya...)
Erwin menyampaikan, perbedaan modus hanya terjadi pada kasus penyelundupan narkoba dalam koper yang dilakukan kurir.
Jika sebelumnya koper berisi narkoba selalu dimasukkan ke dalam bagasi, kali ini mereka memilih membawa koper atau tas ke kabin pesawat.
Hal itu dilakukan agar narkoba yang dibawa lebih mudah dipantau.
Adapun modus umum penyelundupan yang sering dipakai oleh kurir narkoba adalah body strapping, menyembunyikan celana dalam, kaus kaki, sepatu, hingga di dalam anus.
(Baca juga: Mahasiswa Selipkan Kapsul Berisi Narkoba di Anusnya)
Modus lainnya adalah menelan atau swallow yang kinijarang dilakukan. "Semua modus itu untuk penyelundupan perorangan. Kalau yang dalam jumlah besar, beda lagi caranya," tutur Erwin.
Dia merinci, dalam kurun waktu bulan Agustus sampai September 2016, ada 14 tersangka penyelundup sabu yang diamankan di Bandara Soekarno-Hatta.
Ke-14 tersangka ini telah diserahkan kepada Polresta Bandara Soekarno-Hatta untuk diperiksa lebih lanjut. Narkoba yang disita dari semua tersangka itu sebanyak empat kilogram lebih.