Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Kenaikan Tarif Sewa Lahan di Muara Baru

Kompas.com - 13/10/2016, 11:30 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pelaku usaha di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, menghentikan operasional pabriknya sejak Senin (10/10/2016).

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) yang menaikkan tarif sewa lahan di Pelabuhan Muara Baru.

Sejumlah pabrik tidak beroperasi dan tutup. Spanduk bertuliskan "Kami Tutup Operasional" juga dipasang di sejumlah pabrik tersebut.

Ketua Paguyuban Perikanan Muara Baru Tacmid Widiasto menyampaikan, pemasangan spanduk dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan.

Semua spanduk itu, kata Tacmid, dibuat secara bergotong royong dan atas persetujuan pelaku usaha.

Para pelaku usaha di Pelabuhan Muara Baru menolak kebijakan Perum Perindo yang menaikkan tarif sewa lahan karena kebijakan itu dinilai telah ditetapkan secara sepihak.

Berdasarkan hitungan pelaku usaha, sebelumnya tarif sewa lahan sebesar Rp 236 juta per hektar per tahun. Rata-rata pelaku usaha menyewa dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun.

Namun, mulai 1 September 2016, Perum Perindo menaikkan harga sewa lahan menjadi Rp 1,5 miliar per hektar per tahun.

(Baca juga: Di Muara Baru, Ada Kontrak Sewa Lahan Hanya Rp 2 Per Meter Persegi Per Hari)

Saat ini, terdapat 85.000 buruh yang berasal dari 1.600 kapal dan 70 perusahaan di Muara Baru.

Tacmid mengatakan, pihaknya telah berkali-kali mengajak Perum Perindo untuk mendiskusikan masalah ini, tetapi tidak pernah ditanggapi.

"Kalau misalnya anggota (pengusaha) punya dua hektar lalu dia mau perpanjang selama 20 tahun, dia harus keluarkan ratusan miliar di muka. Jadi tolong dipikirkan baik-baik, ini kan untuk hajat hidup orang banyak," ujar Tacmid, di Muara Baru, Senin.

Akibat kebijakan yang dinilai memberatkan para pengusaha ini, pelaku usaha berencana terus melakukan mogok kerja selama pihak Perum Perindo serta Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak memiliki niat baik untuk berdiskusi dengan para pengusaha.

Rencananya, operasional kapal penangkap ikan akan dihentikan selama satu bulan.

Sementara itu, operasional pabrik akan dihentikan selama sepekan sejak penghentian aktivitas perikanan oleh pelaku usaha. Imbasnya, pasokan ikan menjadi terganggu.

Sejumlah penjual ikan di Pelabuhan Muara Baru menyampaikan, sejak Senin (10/10/2016), pasokan ikan yang sampai ke Muara Baru jauh berkurang.

Jika dalam sehari pasokan ikan sebanyak 1 ton bisa didapat untuk satu penjual, kini pasokan ikan yang dijual tak lagi sampai setengahnya.

Sejumlah penjual ikan terpaksa mengambil ikan yang berasal dari nelayan tradisional. Namun, jumlah ikan yang diambil dari nelayan tradisional itu tak sebanding dengan ikan yang biasa dipasok dari pabrik yang ada di Muara Baru.

Tuntutan pelaku usaha

Pelaku usaha di Muara Baru menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Perum Perikanan Indonesia (Perindo).

Tuntutan tersebut diajukan sebagai syarat jika ingin pabrik dan pekerja di Pelabuhan Muara Baru kembali beroperasi.

Pertama, mereka meminta kenaikan tarif sewa lahan diturunkan menjadi 20 persen.

Kedua, pelaku usaha meminta perpanjangan masa sewa lahan hingga 20 tahun-30 tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com